Menyusul berhasilnya KM Lumba-lumba, tahun berikutnya Dinas Perhubungan menambah armada dengan mengoperasikan kapal cepat Kerapu 1 hingga 6 berkapasitas 24 penumpang. Keberadaan ojek semakin mengkhawatirkan, apalagi diiringi dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak menambah kesulitan pengusaha ojek. Penderitaan itu tak berlangsung lama, manajamen pengelolaan KM Lumba-lumba dan KM Kerapu bermasalah, sehingga pada awal 2006 ke delapan kapal cepat itu hanya bisa menghiasi dermaga sandar Marina Ancol.
Sementara itu, bak bangkit dari ketepurukan ojek mulai menjadi transportasi andalan. Saat ini aksebelitas ke Jakarta Daratan baik itu untuk warga dan pengunjung hanya mendapat pilihan satu kalau ingin menghemat uang. Walaupun ada kapal cepat seperti KM Sepa yang melani rute ke Pulau Seribu namun konsumennya tertentu saja. Mau tidak mau Pemkab Kepulauan Seribu mengakui dan mencoba memfasilitasi kebutuhan 34 ojek sebagai alat transportasi berstandar keamanan dan keselamatan. Mulai sistem tiket, penjadwalan, hingga bantuan bahan bakar digelontorkan, padahal beberapa waktu lalu masih ada anggapan ojek sebagai alat transportasi penumpang yang tidak "Manusiawi".
the and
Tidak ada komentar:
Posting Komentar