Nasib apes terpaksa diderita Rohiyat alias Dayat (24) warga Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu maling ponsel yang nyaris tewas dihakimi masa. Dari tangan pria yang berprofesi sebagai nelayan itu polisi mengamankan empat buah ponsel berbagai merek dan dua buah alat pengisi batere ponsel atau charger pada Senin (16/11) lalu.
Saat ditemui pulauseribunews.com di kamar tahanan Polsek Kepulauan Seribu Utara, Kamis (19/11) pelaku mengaku nekat melakukan aksinya karena hasil tangkapan ikan berkurang. "Sudah beberapa bulan terakhir ini hasil tangkap ikan berkurang," ungkap pria berkulit putih tersebut yang sebagian wajah dan tubuhnya lebam membiru akibat dipukuli masa yang kesal dengan ulahnya.
Dia terpaksa melakukan aksinya karena tidak punya uang untuk menikah dengan kekasihnya awal tahun depan. "Rencananya (ponsel) mau dijual ke Jakarta," ungkapnya. Ponsel yang jadi incarannya adalah ponsel yang sedang diisi batere (charge) oleh pemiliknya. Tidak terbatas oleh jenis atau kualitas ponsel.
Pelaku tertangkap di dermaga Pulau Dermaga, Senin (16/11) lalu sekitar pukul 06.30 saat sedang menunggu kapal. Berawal dari kecurigaan warga yang sudah menunggu pelaku untuk memergokinya. "Saat itu pelaku tertangkap basah membawa empat buah HP (ponsel) yang mau dijualnya ke Jakarta," ungkap Brigadir Asep, anggota polsek Kepulauan Seribu Utara.
Keempat buah ponsel tersebut digasak pelaku dari empat orang korban yang diantaranya pamannya sendiri. Mereka adalah Isak, seorang guru SMP yang mengaku kehilangan ponsel Nokia 6300 dan Nokia 5630. Jamil seorang nelayan yang juga pamannya juga kehilangan Nokia 73 dan Hitech, Jack yang juga nelayan kehilangan ponsel Ktouch, dan Novita Sari kehilangan Nokia 6070. "Semua itu hilang di rumah mereka masing-masing," ungkap Brigadir Asep.
Ismail, Anggota Satpol PP yang menangkap pelaku mengatakan, sejak September lalu memang kerap terjadi kehilangan ponsel di lingkungan mereka. Dengan ditangkapnya pelaku diharapkan kejadian hilangnya ponsel dapat berkurang. "Pelaku tidak memandang bulu siapa korbannya," ungkap nya. Bahkan ponsel anaknya pun telah berhasil digasak spesialis pengutil ponsel beberapa hari lalu di rumahnya.
Menurut petugas, pelaku memanfaatkan kondisi listrik yang padam di siang hari. "Setiap malam warga memanfaatkan aliran listrik untuk mengisi batere ponsel," ungkapnya. Saat itulah pelaku bergerak mencari-cari ponsel milik warga yang ditinggal pemiliknya. Kasus pencurian ponsel ini sebenarnya jumlahnya cukup banyak, namun hanya sebagian warga yang melaporkannya ke petugas.
Saat ditemui pulauseribunews.com di kamar tahanan Polsek Kepulauan Seribu Utara, Kamis (19/11) pelaku mengaku nekat melakukan aksinya karena hasil tangkapan ikan berkurang. "Sudah beberapa bulan terakhir ini hasil tangkap ikan berkurang," ungkap pria berkulit putih tersebut yang sebagian wajah dan tubuhnya lebam membiru akibat dipukuli masa yang kesal dengan ulahnya.
Dia terpaksa melakukan aksinya karena tidak punya uang untuk menikah dengan kekasihnya awal tahun depan. "Rencananya (ponsel) mau dijual ke Jakarta," ungkapnya. Ponsel yang jadi incarannya adalah ponsel yang sedang diisi batere (charge) oleh pemiliknya. Tidak terbatas oleh jenis atau kualitas ponsel.
Pelaku tertangkap di dermaga Pulau Dermaga, Senin (16/11) lalu sekitar pukul 06.30 saat sedang menunggu kapal. Berawal dari kecurigaan warga yang sudah menunggu pelaku untuk memergokinya. "Saat itu pelaku tertangkap basah membawa empat buah HP (ponsel) yang mau dijualnya ke Jakarta," ungkap Brigadir Asep, anggota polsek Kepulauan Seribu Utara.
Keempat buah ponsel tersebut digasak pelaku dari empat orang korban yang diantaranya pamannya sendiri. Mereka adalah Isak, seorang guru SMP yang mengaku kehilangan ponsel Nokia 6300 dan Nokia 5630. Jamil seorang nelayan yang juga pamannya juga kehilangan Nokia 73 dan Hitech, Jack yang juga nelayan kehilangan ponsel Ktouch, dan Novita Sari kehilangan Nokia 6070. "Semua itu hilang di rumah mereka masing-masing," ungkap Brigadir Asep.
Ismail, Anggota Satpol PP yang menangkap pelaku mengatakan, sejak September lalu memang kerap terjadi kehilangan ponsel di lingkungan mereka. Dengan ditangkapnya pelaku diharapkan kejadian hilangnya ponsel dapat berkurang. "Pelaku tidak memandang bulu siapa korbannya," ungkap nya. Bahkan ponsel anaknya pun telah berhasil digasak spesialis pengutil ponsel beberapa hari lalu di rumahnya.
Menurut petugas, pelaku memanfaatkan kondisi listrik yang padam di siang hari. "Setiap malam warga memanfaatkan aliran listrik untuk mengisi batere ponsel," ungkapnya. Saat itulah pelaku bergerak mencari-cari ponsel milik warga yang ditinggal pemiliknya. Kasus pencurian ponsel ini sebenarnya jumlahnya cukup banyak, namun hanya sebagian warga yang melaporkannya ke petugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar