Karang yang disebut sebagai karang Pengantin atau karang Langka-langka ini, berbentuk dua orang yang sedang berpelukan karena memiliki legenda atau cerita tersendiri yang masih beredar dari mulut ke mulut di warga Pulau Panggang dan tersimpan sampai saat ini.
Asal muasal karang ini terbentuk, seperti kisah yang beredar di warga Pulau Panggang, berawal ketika seorang Pemuda Pulau Panggang, katakanlah Amsar, menikahi Pemudi yang merupakan putri Tokoh Masyarakat Pulau Panggang. Katakanlah si Pemudi bernama Fatimah.
Waktu itu, dan hingga sampai saat ini masih dipegang teguh, ada sebuah pantangan yang melarang pengantin yang baru menikah untuk menyebrang laut dalam kurun waktu sepekan bahkan walau hanya menyebrang ke Pulau Pramuka yang letaknya berdekatan dengan Pulau Panggang.
Larangan itu ternyata dilanggar oleh dua dua insan yang dimabuk cinta ini. Sehari usai menikah, mereka berdua menyebrang ke Pulau Pramuka dengan menggunakan perahu kecil. Karena berniat mengambil air, mereka membawa sebuah tempayan.
Usai mengambil air di Pulau Pramuka, mereka kembali ke Pulau Panggang. Dalam perjalanan kembali ke Pulau Panggang, tiba-tiba kondisi cuaca di laut mulai berubah. Angin mulai berhembus kencang.
to be countinues ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar