Jumat, November 27

Korban DBD Kembali Berjatuhan di Kepulauan Seribu


Sebanyak 31 warga Pulau Tidung, Kepulauan Seribu kembali berjatuhan terserang Demam Berdarah Dengue (DBD). Penderita terbanyak dialami oleh anak-anak dan saat ini tengah serius ditangani Suku Dinas Kesehatan setempat. Dari jumlah yang ada, lima diantaranya dirujuk ke RSUD Koja dan RS Fatmawati, Jakarta Utara karena kondisinya cukup mengkawatirkan.

“Sudah hampir 1 minggu Anak saya dirawat di rumah sakit, namun kondisi hingga saat ini belum membaik,” ungkap Rojiun Hamid orang tua Raja Ramadhan (4) warga Rt 04/03 Kelurahan Pulau Tidung, Kamis (26/11) di RSUD Koja. Ayah dari tiga orang anak ini juga menambahkan kebanyakan yang terkena penyakit Demam Berdarah di kampungnya adalah anak-anak dan balita.

Hal senanda juga diungkapkan Jamroni 30 tahun warga Rt 02/01 Pulau Tidung, hingga saat ini masyarakat menilai kegiatan fogging masih kurang maksimal. Titik-titik pengasapan sebaiknya diperluas. Fogging tak hanya dilakukan di titik tertentu saja, tapi merata. Belum ada upaya pencegahan merebabnya DBD diwilayahnya dari pihak pemerintah setempat.

“Saya tidak mau melihat jatuh korban lagi, cukup Reva Radiatul Anugrah (2) yang meningggal akibat terserang DBD,' ungkap Jamroni saat menemani anaknya yang juga dirawat di RSUD Koja. 

Sampai saat ini, suspect maupun mereka yang dinyatakan positif demam berdarah berjumlah 31 orang. Sementara itu Kasudin Kesehatan Kepulauan Seribu, Safarudin Seribu mengatakan, hasil dari pendataan Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan, jumlah pederita DBD yakni sebanyak 12 orang, enam tengah dirawat di Puskesmas, satu di RS di RSUD Koja, dan lima telah sembuh.

"Saya tidak mendapat laporan kalau jumlahnya 31 orang. Nanti saya cek lagi ke pulau, saat ini saya lagi diklat," katanya.

Sejatinya, kata Kasudin, usai serangan DBD pertengahan tahun ini yang menewaskan Reva Radiatul Anugrah (2), pihaknya giat melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan melakukan sosialisasi pencegahan ke warga. "Kita belum bisa menditeksi dari mana sumber virus itu. Sabtu ini akan kita lakukan fogging masal," janjinya.

Berdasarkan informasi yang didapat dari Sudin Komunikasi, Informasi dan Kehumasan Kepulauan Seribu, Korban lain yang dilarikan ke rumahsakit antara lain Manda (7), Abdulah fakih (4), dan Nazril (3), ketiganya kini terbaring lemas di RSUD Koja dan RS Fatmawati.

Selasa, November 24

30 Anggota KSR PMI Kep Seribu Ikut Pelatihan Scuba Diving


Sebanyak 30 anggota korps suka rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengikuti pelatihan penyelaman (scuba diving) selama tiga hari, Sabtu-Senin (21-23/11) di Pulau Pramuka. Dalam pelatihan itu, anggota KSR diberi pengetahuan mengenai alat-alat scuba diving dan berkesempatan memperaktikan di laut.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Yusuf Rianto mewakili Bupati Kepulauan Seribu saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan mengatakan, anggota KSR PMI Kepulauan Seribu harus memiliki keterampilan yang lain dari anggota KSR dari wilayah lain di DKI Jakarta. "Karena wilayah kita berbentuk bahari, maka pelatihan scuba diving ini sangat tepat," ungkapnya.

Menurut dia, Pemkab Kepulauan Seribu sangat bangga dengan keberadaan KSR. Karena selain salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kepulauan Seribu, KSR juga memiliki tugas mulia yakni melong orang lain saat terkena musibah. "Kalian adalah pemuda yang spesial, karena dengan suka rela mau membantu sesama," kata Yusuf dihadapan para anggota KSR.

Kepala Markas PMI Cabang Kepulauan Seribu, Sunaryo mengatakan, dari pelatihan scuba diving ini nantinya akan dibentuk satu tim reksi cepat yang siaga melakukan penyelamatan bila terjadi kecelakaan transportasi laut. "Sejak awal, kami ingin membentuk satu tim reksi cepat yang khusus dan sesuai dengan karekter wilayah," paparnya.

Pelatihan ini, kata Sunaryo, merupakan tahap awal dari rencana pembentukan satu tim reaksi cepat rescue scuba diving PMI Kepulauan Seribu. KSR yang memiliki kemampuan dan potensi akan terus digodok agar siap menjadi tim yang memiliki standar kualifikasi yang dibutuhkan. "Ini tidak berhenti, tahun depan kita akan ikutkan mereka untuk sertifikasi penyelaman," katanya.

Hendrik (24) salah seorang anggota KSR asal Pulau Untung Jawa mengaku tertantang dengan pelatihan scuba diving yang diikutinya. sebagai anak pulau dirinya telah memiliki dasar kuat untuk menyelam. Yang kurang adalah aturan penyelaman yang benar. "Kita sudah membunyai dasar yang kuat untuk menyelam, jadi tinggal mempelajari aturan dan tata cara penyelaman saja," ujarnya.

Dia berharap, selanjutnya dapat kesempatan ikut dalam sertifikasi karena, pelatihan kali ini masih pada tahap mengenal dan sedikit praktik. "Setahu saya, ada jenjang sertifikasi dalam penyelaman. Untuk serifikat A1 (open water) saja itu tidak mudah. Saya sangat terpacu untuk dan berharap dapat kesempatan," harap Hendrik.

Jumat, November 20

Maling Ponsel Nyaris Tewas Dihakimi Masa


Nasib apes terpaksa diderita Rohiyat alias Dayat (24) warga Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu maling ponsel yang nyaris tewas dihakimi masa. Dari tangan pria yang berprofesi sebagai nelayan itu polisi mengamankan empat buah ponsel berbagai merek dan dua buah alat pengisi batere ponsel atau charger pada Senin (16/11) lalu.

Saat ditemui pulauseribunews.com di kamar tahanan Polsek Kepulauan Seribu Utara, Kamis (19/11) pelaku mengaku nekat melakukan aksinya karena hasil tangkapan ikan berkurang. "Sudah beberapa bulan terakhir ini hasil tangkap ikan berkurang," ungkap pria berkulit putih tersebut yang sebagian wajah dan tubuhnya lebam membiru akibat dipukuli masa yang kesal dengan ulahnya.

Dia terpaksa melakukan aksinya karena tidak punya uang untuk menikah dengan kekasihnya awal tahun depan. "Rencananya (ponsel) mau dijual ke Jakarta," ungkapnya. Ponsel yang jadi incarannya adalah ponsel yang sedang diisi batere (charge) oleh pemiliknya.  Tidak terbatas oleh jenis atau kualitas ponsel.

Pelaku tertangkap di dermaga Pulau Dermaga, Senin (16/11) lalu sekitar pukul 06.30 saat sedang menunggu kapal. Berawal dari kecurigaan warga yang sudah menunggu pelaku untuk memergokinya. "Saat itu pelaku tertangkap basah membawa empat buah HP (ponsel) yang mau dijualnya ke Jakarta," ungkap Brigadir Asep, anggota polsek Kepulauan Seribu Utara.

Keempat buah ponsel tersebut digasak pelaku dari empat orang korban yang diantaranya pamannya sendiri. Mereka adalah Isak, seorang guru SMP yang mengaku kehilangan ponsel Nokia 6300 dan Nokia 5630. Jamil seorang nelayan yang juga pamannya juga kehilangan Nokia 73 dan Hitech, Jack yang juga nelayan kehilangan ponsel Ktouch, dan Novita Sari kehilangan Nokia 6070. "Semua itu hilang di rumah mereka masing-masing," ungkap Brigadir Asep.

Ismail, Anggota Satpol PP yang menangkap pelaku mengatakan, sejak September lalu memang  kerap terjadi kehilangan ponsel di lingkungan mereka. Dengan ditangkapnya pelaku diharapkan kejadian hilangnya ponsel dapat berkurang. "Pelaku tidak memandang bulu siapa korbannya," ungkap nya. Bahkan ponsel anaknya pun telah berhasil digasak spesialis pengutil ponsel beberapa hari lalu di rumahnya.

Menurut petugas, pelaku memanfaatkan kondisi listrik yang padam di siang hari. "Setiap malam warga memanfaatkan aliran listrik untuk mengisi batere ponsel," ungkapnya. Saat itulah pelaku bergerak mencari-cari ponsel milik warga yang ditinggal pemiliknya. Kasus pencurian ponsel ini sebenarnya jumlahnya cukup banyak, namun hanya sebagian warga yang melaporkannya ke petugas.

PKK Kepulauan Seribu Makin Mandiri


Tim penggerak (TP) PKK Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu kini semakin mandiri. Apalagi sejak mendapatkan bimbingan psikologis dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (FP-UI) sejak Juni 2009 lalu. Kini, PKK Kepulauan Seribu optimis dalam menjalankan sepuluh program pokok PKK.

"Kini mereka lebih mandiri dan optimis dalam menjalankan program-program PKK," ungkap Agustin, salah seorang psikolog dari FPUI saat acara tatap muka TP PKK Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan Ketua TP PKK DKI Jakarta, Sri Hartati Fauzi Bowo, di Gedung SDN 01 Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara, Kamis (19/11).

Awalnya, kata Agustin, bimbingan psikologis ini kurang diminati anggota PKK. Buktinya, dalam pertemuan yang dijadwalkan dua kali dalam sebulan hanya diikuti sekitar 20 peserta. Tapi, setelah empat bulan berjalan, antusias anggota PKK semakin meningkat. "Saat ini sebanyak 60 anggota PKK telah bergabung dalam program ini. Mereka tidak lagi menggantungkan diri kepada pemerintah dan mulai berinovasi membuat usaha sendiri," papar Agustin.

Basiroh (32), seorang anggota TP PKK Kelurahan Pulau Kelapa mengaku, setelah rutin mengikuti program psikologis yang diberikan para psikolog FPUI, dirinya mulai mendapatkan kepercayaan diri lebih. "Manfaatnya kami diberikan motivasi untuk berusaha terlebih dahulu dan tidak selalu menadahkan tangan menunggu bantuan," terangnya seraya menambahkan saat ini kelompoknya telah memulai usaha kerajinan cendera mata dari komoditi laut.

Kemandian PKK Kepualauan Seribu mendapat apresiasi dari Ketua TP PKK DKI Jakarta, Sri Hartati Fauzi Bowo. Dia meminta agar anggota TP PKK Kepulauan Seribu dapat mengimplementasikan motovasi yang diberikan psikolog FPUI dalam kehidupan nyata. Selain itu, mereka juga harus mampu menularkan kepada kader PKK dan masyarakat lainnya.

"Agar program ini bermanfaat, anggota PKK yang mengikuti program ini harus menyebarkanya ke masyarakat," kata istri orang nomor satu di Jakarta ini menyambut baik dengan antusiasme TP PKK Kepulauan Seribu untuk mengikuti peogram psikologis ini.

Kamis, November 19

Gubernur Resmikan Taman Bacaan di Pulau Kelapa


Fasilitas penunjang pendidikan bagi masyarakat di Pulau Kelapa, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu bertambah dengan diresmikannya Taman Bacaan dan toko buku masyarakat di RW 04 Kelurahan Pulau Kelapa. Diharapkan kehadiran taman bacaan ini dapat meningkatkan minat baca masyarakat setempat.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan, sejak dulu sebenarnya Pemprov DKI menginginkan agar masyarakat di Kepulauan Seribu ini setara dengan masyarakat di Jakarta yang ada di daratan. "Saya berharap dengan adanya taman bacaan dan toko buku masyarakat ini, kualitas pengetahuan masyarakat Kepulauan Seribu lebih baik lagi," ujar Fauzi Bowo, saat meresmikan taman bacaan tersebut, Kamis (19/11).

Sebenarnya, kata Fauzi Bowo, taman bacaan masyarakat sebelumnya sudah ada di lingkungan RW setempat. Namun karena minat baca masyarakat tumbuh dan berkembang dengan pesat, maka diperlukan lebih banyak lagi taman bacaan. "Kalau hanya mengandalkan pemerintah, peningkatan kualitasnya tidak akan bisa cepat. Karena itu perlu ada kerja sama dengan semua unsur," ungkap Bang Fauzi, sapaan akrabnya.

Format yang dimiliki taman bacaan ini, cukup bagus. Selain menyediakan buku-buku yang khusus dijual, juga tersedia buku untuk dibaca masyarakat. Jika diperhatikan dengan seksama maka keberadaan taman bacaan ini lebih modern dan berkualitas dibanding taman bacaan lainnya yang ada di pulau tersebut. Bahkan di wilayah itu kini telah disediakan perpustakaan bagi masyarakat kepulauan. "Ini hikmah dari meningkatkan status Kepulauan Seribu menjadi kabupaten," ungkapnya.

Dalam pengamatan gubernur, saat ini pengetahuan masyarakat di Kepulauan Seribu sudah semakin maju dan modern, sehingga tidak kalah dengan masyarakat Jakarta yang tinggal di kotamadya. Tentunya kesuksesan tersebut karena adanya aliran listrik di daerah tersebut. Sehingga masyarakat dapat menonton televisi untuk menambah pengetahuannya. Direncanakan pada tahun 2011, masyarakat Kepulauan Seribu Utara sudah bisa menikamti listrik selama 24 jam penuh. "Kalau listrik sudah ada hendaknya digunakan secara bijaksana, efisien, dan efektif," pinta Bang Fauzi.

Dalam kesempatan tersebut, gubernur juga memberikan bantuan dana sebesar Rp 50 juta untuk peningkatan kualitas taman bacaan dan toko buku RW 04 Pulau Kelapa ini. Sejumlah uang itu dialokasikan untuk pembelian buku guna menambah koleksi perpustakaan sebesar Rp 25 juta. Sedangkan sisanya Rp 25 juta untuk koleksi toko buku. Selain itu, gubernur juga menyerahkan beasiswa bagi siswa berprestasi di Kepulauan Seribu berupa dana sebesar Rp 500 ribu bagi siswa SMA dan perlengkapan sekolah untuk SLTP dan SD.

Sekretaris Pengurus Pusat Buku Indonesia, Upi Tuti Sundari, mengatakan, sejatinya taman bacaan sejenis itu sudah banyak di wilayah lain di Jakarta. Di Kepulauan Seribu saat ini terdapat lima taman bacaan, namun bentuknya kecil dan koleksi bukunya sudah sangat kurang. Untuk itu, Pusat Buku Indonesia akan mengembangkan konsep taman bacaan dan toko buku ini ke pulau pemukiman lainnya.

"Saat ini baru terdapat 1000 koleksi buku. Dari bantuan yang diberikan gubernur diperkirakan koleksi akan bertambah sekitar 2400 buku lagi. Untuk buku tulis yang dibeli siswa akan mendapat diskon 15 persen," katanya.

Sabtu, November 7

KLH Diminta Usut Pencemaran Kepulauan Seribu

KLH Diminta Usut Pencemaran Kepulauan Seribu Tumpahan minyak mentah (tarbal) yang mencemari perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu membuat Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Burhanuddin, geram. Pantas saja Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu murka. Pasalnya, pencemaran yang diakibatkan limbah tarbal ini bukan kali pertama. Bahkan sepanjang tahun 2009, perairan Kepulauan Seribu sudah tiga kali tercemar limbah tarbal.

Karena pencemaran yang diakibat ulah orang tak bertanggung jawab ini terjadi berulang kali, bupati meminta agar tim independen dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) segera mengusut tuntas dan mengambil langkah hukum. "Tim independen dari KLH telah datang ke Kepulauan Seribu Kamis (5/11) kemarin. Nanti akan saya tagih mereka. Saya mau mereka mengusut tuntas kasus pencemaran ini dan segera mengambil langkah hukum," tegas Burhanuddin kepada beritajakarta.com, Jumat (6/11).


Tahun ini, kata Burhanuddin, sudah tiga kali terjadi pencemaran limbah tarbal. Namun, berkas kasus pencemaran yang terjadi hampir setiap tahun tak pernah diusut tuntas. sehingga, tak ada efek jera bagi pelaku pencemaran. "Berkas laporan tim pencari fakta pencemaran yang saya buat telah diteruskan ke wakil gubernur. Limbah tarbal yang mencemari pulau dalam proses uji lab guna mencari tahu asal tarbal itu. Bila sudah ada hasilnya, akan dijadikan bukti kuat. Makanya, saya mau kasus ini dibawa ke ranah hukum," ujarnya.

Selama ini, ada dua penyebab utama pencemaran di Kepulauan Seribu. Pertama, berasal dari perusahaan minyak dan kapal yang membuang residu ke laut. Kedua, pencemaran diduga karena adanya kebocoran dari pipa pengeboran minyak di lepas pantai Teluk Jakarta. "Kita harus mengetahui siapa yang mencemari Kepulauan Seribu karena pencemaran minyak ini telah merugikan banyak pihak. Bagaimana kita mau menjual pariwisata dan perikanan, kalau laut kita tercemar terus," imbuhnya.


Seharusnya, sambung dia, KLH memperhatikan kasus pencemaran di Kepulauan Seribu karena wilayah ini masih termasuk kawasan Ibu Kota Jakarta. Dengan demikian, bisa menjadi indikator serius tidaknya upaya memerangi pencemaran lingkungan. "DKI Jakarta itu kan sebagai indikator berhasil atau tidaknya pengusutan kasus pencemaran di Indonesia. Seharusnya, kasus ini cepat diusut. Kalau tidak, ya akan terus terjadi pencemaran serupa," ungkap Burhanuddin.


Sebelumnya, pada 2 November 2009, terjadi pencemaran tarbal di sekitar perairan Pulau Pramuka yang diduga berasal dari limbah pengeboran di lepas pantai Teluk Jakarta, dan pembuangan residu kapal ke laut secara sengaja. Pencemaran itu bahkan sudah mengotori pantai Pulau Pramuka yang notabene merupakan pintu gerbang Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS). "Memang tarbal yang mengotori pantai sudah dibersihkan warga. Namun, agar pencemaran tidak terjadi lagi, kami sangat berharap ada upaya hukum yang tegas guna dijadikan warning bagi pelaku," tandasnya.

Selasa, November 3

Warga Pulau Pramuka Bergotong Royong Bersihkan Tarbal

Tidak mau lebih lama tercemar tarbal, puluhan warga Pulau Pramuka, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Selasa (3/11) secara bergotong royong membersihkan hamparan tarbal yang mengotori sekeliling pantai pulau tersebut.

Kendati begitu, warga tetap mengutuk ulah pelaku yang dengan sengaja melakukan pencamaran tanpa mengindahkan dampak kerusakan lingkungan akibat zat kimia ceceran minyak mentah itu. Sejak dimulai sekitar pukul 09.00 pagi, tak kurang 100 karung ukuran 20 kilo gram berhasil dikumpulkan warga.

"Kalau menunggu tanggung jawab pelaku membutuhkan waktu lama. Akibatnya akan lebih banyak lagi biota laut yang mati. Jadi, kami bersama warga disini bergotong royong membersihkan tarbal," ungkap Salim, Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Kepulauan Seribu kepada beritajakarta.com melalui sambungan telpon.

Menurut dia, untuk mengumpulkan ceceran tarbal yang telah terdampar di pasir pantai cukup mudah. Sebaliknya, warga kesulitan membersihkan gumpalan tarbal yang masih banyak mengambang di laut dan menyangkut di dahan tanaman bakau (mangrove). "Tarbal yang terdampar di pasir pantai hampir bersih, tapi yang di laut belum dibersihkan. Kita tunggu tarbal itu terdampar," papar Salim.

Sejak menjadi kabupaten delapan tahun silam, Kepulauan Seribu giat membenahi wilayah utamanya yang memiliki potensi wisata. Dan Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau andalan wisata pemukiman selain Pulau Untung Jawa. Pantai berpasir putih yang landai di pulau ini menjadi salah satu potensi andalan selain wisata penangkaran penyu, observasi mangrove, spot pemancingan, dan spot penyelaman.

pencemaran yang terjadi di sekitar perairan Pulau Pramuka bukan hanya mengancam kelangsungan hidup ekosistem laut. Lebih jauh pencemaran itu juga mengancam tingkat kunjungan wisata ke pulau pusat pemerintahan Kepulauan Seribu ini. "Sepanjang pantai ini dijadikan wisatawan untuk mandi laut. Kalau kotor begini saya saja segen, apalagi tamu," ujar Suheli (53) warga Pulau Pramuka yang ikut membersihkan tarbal.

Kegiatan pembersihan tarbal yang mencemari pantai Pulau Pramuka sejak kemarin, Senin (2/11) di gagas Camat Kepulauan Seribu Utara, Edy Junaedi. Bersama dengan lurah dan pengurus RW setempat, camat meminta agar warga turut serta membersihkan. "Secara prosedur, kita sudah laporkan pencemaran ini ke BPLHD Kepulauan Seribu, mengingat akan lebih merugikan bila didiamkan, bersama warga kami berinisiatif membersihkan," papar Edy Junaedi.

Tarball Kembali Cemari Kepulauan Seribu

Sepertinya laut Kepulauan Seribu tak pernah lepas dari pencemaran. Kali ini, gumpalan minyak mentah (tarball) kotori sekeliling pantai Pulau Pramuka. Akibat tarbal itu, banyak ikan mati dan mangrove yang ditanam dibibir pantai terancam rusak. Warga meminta agar tarball itu segera diersihkan karena bila dibiarkan lama akan banyak lagi kerugian yang diderita.

”Kami meminta agar tarball ini dibersihkan karena sangat berbahaya dengan kelangsungan ekosistem laut dan tanaman mangrove,” kata Salim (51), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka, Senin (2/10).

Menurut dia, pencemaran tarball yang terjadi saat ini merupakan yang ke-tiga dalam tahun ini dan hal itu sangat memprihatinkan. Untuk itu, dia berharap pemerintah kabupaten bertindak tegas dengan meminta pertanggungjawaban pelaku pencemaran. ”Selama ini, kasus pencemaran tidak pernah tuntas dan wajar pelaku seenaknya melakukan pencemaran lagi,” paparnya.

Gumpalan minyak mentah berwarnah hitam pekat nyaris terdapat disekeliling pantai Pulau Pramuka. Ikan dan sejumlah biota laut ikut mati terdampar. Gumpalan itu mulai mencair dan mengotori pasir pantai, diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan ton. ”Banyak sekali, mungkin puluhan ton, sejak pagi sudah puluhan karung saya kumpulkan,” ujar pria yang didaulat sebagai penerima kalpataru karena kepedulian terhadap lingkungan ini.

Sairan (49), Pegawai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) mengatakan, diperkirakan sumber tarball berasal dari arah timur karena saat ini angin timur dan arus laut membawa tarball ke pantai Pulau Pramuka. ”Kuat dugaan kami tarball itu dari arah timur dan kami juga sudah mengambil sampel untuk di uji lab guna mencari tahu asal tarball itu,” katanya.

Pencemaran ini, kata dia, sepertinya luas dan bukan hanya terjadi di sekitar Pulau Pramuka kemungkinan di tengah laut dan di sejumlah pulau yang berada langsung dari arah timur. ”Kami akan melakukan pemantauan di sejumlah lokasi dan kalau benar itu terjadi kami akan mengambil langkah koordinasi dengan pihak terkait untuk mengambil tindakan selanjutnya,” terangnya.

Bupati Kepulauan Seribu, Burhanudin menyesalkan terjadinya pencemaran tarbal di laut Kepulauan Seribu. Dia berharap pihak-pihak yang selama ini terindikasi melakukan pencemaran untuk segera turun tangan. ”Untuk sementara kami membersihakn secara swadaya dan selanjutnya akan meminta bantuan CNOOC. Ses Ltd. untuk membersihkan tarball itu,” ungkap Burhanuddi kepada beritajakarta.com.

Sejauh ini, CNOOC Ses Ltd. selaku perusahaan minyak lepas pantai yang beroperasi di laut Kepulauan Seribu telah berkomitmen untuk bertanggug jawab membersihkan tiap terjadi pencemaran meski perusahaan itu bukan pelaku pencemaran. ”Talah ada kesepakatan dengan perusahaan itu terkait dengan pencemaran. Tapi ini tidak sampai disitu, kami akan lakukan penyelidikan sumber pencemaran dan tidak mungkin kasus ini akan lanjutkan dangan pelaporan kepada pihak yang berwenang,” pungkas Burhanuddin.

Pengikut

beritapulauseribu.com

beritapulauseribu.com
Website Berita & Wisata Kepulauan Seribu