Kamis, April 30

Peringati Hari Jadi, FMKS Adakan Konferensi di Ragunan

Forum Mahasiswa Kepulauan Seribu (FMKS) mengadakan konferensi Ke-IV, Sabtu (25/4) lalu di Wisma Pertanian Ragunan, Jakarta Selatan. Acara itu sekaligus mempringati hari jadi FMKS ke enam yang jatuh pada 15 Maret 2009 lalu.

"Harapan saya, kedepan mahasiswa Kepulauan Seribu mampu membawa perubahan wilayah ke arah yang lebih baik," ungkap Sutami, Dewan Pembina FMKS yang saat ini menjabat Kepala Kantor Departemen Agama Kota Administrasi Jakarta Barat usai memberi sambutan pembuka kepada 70 peserta konferensi.

Konferensi diakhiri dengan pemilihan ketua pengurus FMKS untuk masa bakti 2009-2011. Arif Faturahman (21) mahasiswa Universitas Islan Indonesia (UIN) terpilih dengan mengantongi 60 suara. Dia menggungguli 2 pesaingnya Adam Fahmi dan Haryadi Safriyansyah.

Kholid Khaidir (24) ketua pelaksana Konfrensi mengatakan, dengan adanya pemilihan ketua baru FMKS priode 2009-2011 bisa membawa perubahan. "Kita ingin dengan kepengurusan baru, FMKS lebih aktif dan lebih giat melaksanakan program keorganisasian," ungkap Kholid.

Reporter : Zaini Mifta

Selasa, April 28

20 Korban Kompressor akan Dapat Bantuan

Dalam waktu dekat ini, sedikitnya 20 nelayan korban kecelakaan akibat menyelam dengan menggunakan kompressor di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu akan mendapat dana bantuan jaminan sosial langsung tunai dari Departemen Sosial Republik Indonesia.

"Depsos akan membantu penderita cacat berat seperti nelayan yang mengalami kelumpuan akibat menyelam dengan kompressor sebsar Rp 300 ribu perbulan selama satu tahun," kata Tuti Haryati, Kepala Direktorat Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat Departemen Sosial RI usai membuka acara sosialisasi program dan instrumen Pendataan penyandang cacat berat di wilayah Kepulauan Seribu, Selasa (28/04).

Tati juga mengatakan, untuk memudahkan penyandang cacat, pembayaran bantuan jaminan sosial langsung melaui jasa petugas PT Pos Indonesia yang mendatangi kediaman mereka . "Bantuan ini langsung di serahkan oleh petugas Pos kepada penyandang cacat," ungkapnya.

Asisten Pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Suprihatin mengaku program bantuan bagi penyandang cacat berat dari Depsos ini sangat baik. "Bantuan penyandang cacat berat ini sangat membantu warga pulau, terutama bagi nelayan yang mengalami cacat akibat menggunakan Kompresor saat menyelam," katanya.

Sementara itu, Dhani Sukma, Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mengatakan, pendataan terhadap warga Kepulauan Seribu yang mengalami cacat berat akan dilakukan lima hari kedepan oleh tim yang telah dibentuk. "Saat ini pada data kami terdapat 36 warga yang berkatagori cacat berat, karena kuota bantuan hanya 20 orang maka kita akan seleksi dari 36 orang itu," ungkap Dhani.

Reporter : Zaini Mifta

30 Unggas di Pulau Kelapa Dimusnahkan

Untuk mencegah penyebaran flu burung, Pemkab Kepulauan Seribu memusnahkan sedikitnya 30 ekor unggas di Kelurahan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Selasa (28/4). Secara simbolis pemotongan unggas dilakukan oleh Wakil Bupati Kepulauan Seribu, R Sitinjak yang pada kesempatan itu juga menghadiri acara pemutakhiran daftar pemilih tetap pilpers 2009.

Camat Kepulauan Seribu Utara, Edy Junaidi mengatakan, pemusnahan 30 ekor ayam aduan milik salah seorang warga Pulau Kelapa ini bertujuan mengurangi pravalensi penyebaran virus flu burung. "Sesuai dengan SK Bupati Kepulauan Seribu, warga hanya boleh memiliki binatang peliharaan tidak lebih dari lima pasang," ungkap camat.

Menurut Edy, hasil pendataan untuk wilayah Kepulauan Seribu Utara terdapat sebanyak 200 binatang peliharaan berjenis unggas. Sebanyak 95 ekor ayam dimiliki oleh salah seorang warga Pulau Kelapa bernama Idris. "Idris (warga. red) memiliki 95 ekor ayam aduan, hari ini kita musnahkan sebanyak 30 ekor dan sisanya akan dibawa ke daerah Bekasi, Jawa Barat," terang Edy.

Camat mengakui hingga saat ini di Kepuluan Seribu belum ditemukan kasus flu burung, namun untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Selain dilakukan sosialisasi dan sertifikasi unggas, pemusnahan juga telah beberapa kali dilakukan. "Tanggap flu burung telah menjadi intruksi gubernur, apalagi lokasi tempat pemeliharaan berada di tengah pemukiman warga," kata camat.

Sementara itu, Kasudin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan (Pekanla) Kepulauan Seribu, Liliek Litasari mengatakan, untuk saat ini penanggung jawab terhadap tanggap flu burung telah berada ditingkat kelurahan dan kecamatan setempat. "Kita tetap berkoordinasi terkait dengan sosialisasi dan sertifikasi unggas," kata Liliek.

Menurut dia, sejak merebaknya isu flu burung dan SK Gubernur keluar tentang tanggap penyakit yang disebarkan melalui unggas itu, Sudin Pekanla Kepulauan Seribu telah memusnahkan sebanyak 420 unggas di Kepulauan Seribu. "Sertifikasi unggas akan dilakukan dalam waktu dekat ini, karena tidak menutup kemungkinan ada warga yang kembali memelihara unggas," pungkas nya.

Reporter : Jamaludin D

Jumat, April 24

22 Kursi Kepala Seksie di Kep Seribu Kosong

Tak lama lagi, pelayanan masyarakat di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu akan semakin baik karena ada penambahan pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan (Pemkab Kep) Seribu. Penambahan ini dilakukan karena ada 22 jabatan kepala seksi di enam kelurahan yang telah lama kosong. Ke depan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mempertimbangkan untuk merekrut warga Kep Seribu untuk mengabdi di wilayahnya.

Melihat struktur organisasi yang ada, jumlah PNS di Kep Seribu memang belum mendekati ideal. Bupati Kep Seribu, Abdul Rachman Andit, mengatakan, idealnya setiap seksi memiliki dua staf. Sayangnya, sudah kuantitasnya tidak memenuhi, pejabat yang ada juga memiliki kualitas seadanya. "PNS yang ada sekarang secara kuantitas masih kurang, dan secara kualitas juga masih seadanya," katanya, Jumat (24/4).

Ia mengeluhkan, saat ini masih 22 kursi kepala seksi (kasie) yang masih kosong di enam kelurahan. Padahal, untuk kebutuhan kasie di kelurahan minimal ada 36 kasi. "Jika Kepulauan Seribu mau maju, harus ada penambahan PNS dengan segera,” tandasnya.

Keinginan bupati tampaknya akan segera terwujud. Karena tahun ini juga Pemprov DKI akan menambah jumlah PNS di Kep Seribu. Hal ini terungkap dalam sambutan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang dibacakan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Muhayat saat Musrenbang di Pulau Pramuka beberapa waktu lalu. Selain PNS, ada juga penambahan tenaga medis untuk kebutuhan masyarakat.

Sekdaprov DKI Jakarta, Muhayat, menyatakan rencana penambahan PNS ke Kep Seribu memang sudah pasti. “Rencana penambahan PNS itu memang ada, namun saat ini yang sangat dibutuhkan sekali yaitu berkaitan dengan pembangunan Kepulauan Seribu berbasis kelautan dan wisata bahari,” jelas Muhayat di Balaikota DKI, Jumat (24/4).

Mengenai penambahan PNS ini, Muhayat mengaku, telah memerintahkan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) berkoordinasi dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara untuk mendapatkan alokasi PNS yang bisa diterima. Kemungkinan tahun ini sudah bisa dilakukan sehingga kebutuhan PNS di Kep Seribu mencukupi.

Ia mengharapkan, dengan penambahan PNS ini disiplin pegawai bisa ditingkatkan. “Kalau ada (masih tidak disiplin-red) seperti itu harus diubah, namanya PNS harus selalu ada untuk melayani masyarakat. Jangan hanya ada di Kantor Penghubung Kabupaten Kepulauan Seribu, Gedung Bahtera Jaya,” sindirnya.

Untuk mengurangi PNS yang tidak disiplin, Pemprov DKI tengah mempertimbangkan untuk merekrut warga sekitar menjadi CPNS. “Kita akan buat sistemnya agar putra Pulau Seribu bisa mengabdi maksimal dan membangunan tanah kelahirannya,” katanya. Kendati begitu, Muhayat mengingatkan, sebenarnya mengabdi kepada daerahnya tidak harus menjadi PNS. Bisa lewat kegiatan usaha yang berkaitan dengan kemajuan wilayah itu sendiri.

Sumber : beritajakarta.com

Pengambilan Batu Karang Masih Marak

Dua warga Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu Utara kocar-kacir saat petugas Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKPS) memergoki mereka tengah mengambil batu karang di sebelah barat Pulau Kelapa Dua. Beruntung mereka tak sampai di tahan, karena berhasil meloloskan diri dari kejaran petugas.

"Kita ambil batu itu untuk keperluan pribadi bukan untuk dijual," ungkap Syahrullah (45) warga RT 07/02 Kelurahan Pulau Kelapa. Saat dikejar petugas, Syahrullah mengaku telah mengangkut batu karang ke atas perahunya. Takut tertangkap, batu itu dibuang kembali ke laut.

Muhaimin (56) warga lainnya yang juga bekerja mengambil batu karang mengatakan, batu tersebut akan digunakan untuk pondasi dan menambun halam rumahnya. "Baru kali ini kami mengambil. Itupun kalau dibutuhkan untuk membuat rumah," kilahnya.

Sementara itu, Muhammad Salim, Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan (Formapel) Kepulauan Seribu mengatakan, pengambilan batu karang yang dilakukan oleh warga menuai pro dan kontara. Karena, katanya, warga tidak mampu membeli batu kali untuk membuat pondasi rumah dan terpaksa mengambil batu karang.

"Memang membingungan, bila kita menetapkan aturan lingkungan hidup warga akan kesulitan membangun rumah. Bila dibiarkan, karang di Kepulauan Seribu akan semakin hancur," ungkap Salim.

Saat ini saja berdasarkan data dari Formapel, lebih dari 75 persen karang di perairan Kepulauan Seribu masih rusak. Upaya rehabilitasi karang pun mendapat kendala berat, pasalnya tumbu kembang karang memakan waktu lama. "Kita rehabilitasi yang lain malah merusak. Untuk itu harus ada aturan tegas, kalau dilarang ya dilarang," ujarnya.

Reporter : Jamaludin D

Caleg Ancam Tutup Akses Jalan

Karena tidak mampu mendulang suara banyak, salah seorang Caleg dar Partai Indonesia Baru bernomor urut tiga, Nurhayati diduga mengalami goncangan jiwa. Wanita yang berambisi menjadi anggota DPRD DKI Jakarta itu mengancam akan menutup jalan akses masuk warga.

"Saya akan tutup jalan ini, karena jalan ini ada berkat saya," kata Nurhayati kepada setiap warga yang lewat.

Ancaman itu hanya dianggap angin lalu oleh warga sekitar. Menurut mereka, Caleg gagal itu hanya mengungkapkan kemarahannya karena tidak memperoleh suara banyak bahkan jauh dari target yang ditetapkannya.

Mahmudi (35) warga sekitar mengatakan, ancaman yang dilontarkan caleg itu tidak berpengaruh, karena masih ada jalan lain untuk ditempuh. "Jalan yang diancam ditutup hanya yang menuju ke dermaga, masih ada jalan lain," ungkapnya.

Sementara itu, Madi M Dail, Wakil Lurah Pulau Kelapa mengajak warga sekitar jangan terpancing dengan ulah Nurhayati. Ancaman itu hanya ungkapan kemarahan karena tidak terpilih menjadi anggota DPRD.

"Dibiarkan saja, nanti juga redah. Tapi kalau sudah meresahkan warga kami baru bertindak untuk menenangkan," katanya.

Reporter : Jamaludin D

Pulau Seribu Gelap Gulita

Kepulauan Seribu bagian utara gelap gulita sejak Kamis (23/4) kemarin. Genset atau pembangkit listrik yang seharusnya mengaliri listrik warga mati rusak.

"Saat ini sedang diperbaiki," kata Kepala Suku Dinas Komunikasi dan Informasi Kepulauan Seribu, Purwoto, Jakarta (24/4). Pulau-pulau di bagian utara yang gelap gulita tersebut antara lain Pulau Panggang, Pramuka, Kelapa, Karya, Harapan, dan Kelapa Dua.

Samsul Bahri, salah seorang warga Pulau Kelapa, mengaku mati listrik ini menyebabkan aktivitas warga terganggu. "Adek-adek saya tidak bisa belajar karena gelap," ujarnya. Menurut dia, para siswa sekolah terpaksa belajar pada malam hari menggunakan lampu tempel. "Bahkan ada kejadian hampir kebakaran," tambahnya.

Lurah Pulau Kelapa Bunjamin mengatakan, gangguan listrik ini berawal dari rusaknya salah satu dari dua genset yang mengaliri listrik ke Kepulauan Seribu Utara dengan total daya 500 KVA. "Seminggu kemaren sempat mati listrik secara bergiliran," ujarnya.

Belakangan, genset yang satu lagi juga ikut rusak dan tidak bisa berfungsi sama sekali, sehingga listrik di Kepulauan Seribu Utara mati total dan gelap gulita sejak kemaren. "Karena beban listrik terlalu berat," ujar Bunjamin.

Warga Pulau Seribu Utara menuntut komitmen pemerintah untuk membangun jaringan kabel listrik bawah laut untuk Kepulauan Seribu bagian Utara. Pasalnya, Kepulauan Seribu Selatan sudah tersambung kabel listrik dan tidak tergantung pada genset. Di antaranya Tidung, Untung Jawa, Pari, Lancang, dan Payung.

Sumber : tempointeraktif.com

Kamis, April 23

Kepulauan Seribu Lanjutkan Program Strategis di 2010

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk menyusun rencana kerja pemerintah daerah Kaupaten Administrasi Kepulauan Seribu di 2010 nanti kembali menitik beratkan pada kelanjutan program strategis yang sempat terhenti. Program listrik bawah laut, pelabuhan di Kali Adem, revitalisasi pemukiman, dan program budidaya (Seafarming) diharapkan dapat terlaksana karena program-program tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.

Bupati Kepulauan Seribu Abdul Rachman Andit mengatakan, hasil Musrenbang kabupaten adalah bahan pemutakhiran prioritas kegiatan dalam Rancangan Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun anggaran 2010. “Tahun 2010 merupakan tahun terakhir dari tahap (2006 – 2010) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang merupakan tahap percepatan agenda pembangunan daerah, sehingga perlu akselerasi dibanding tahap sebelumnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat,“ tegasnya.

Bupati mengemukakan, hingga saat ini dirinya telah memperjuangkan berbagai hal yang muaranya untuk kepentingan masyarakat Kepulauan Seribu, meskipun demikian dia menyadari bahwa masih banyak harapan masyarakat yang belum terwujud, oleh karena itu dirinya berharap Musrenbang ini betul-betul mampu menyerap aspirasi masyarakat. "Saya berharap progaram listrik bawah laut bisa berlanjut, pelabuhan di Kali Adem dapat terselesaikan," ungkap Rachman.

Selain itu, sambung Rachman, program yang tak kalah strategisnya yang juga saat ini belum bisa terwujud seperti, program revitalisasi pulau-pulau pemukiman dan pengintensifan program seafarming yang bertujuaan untuk percepatan alih profesi masyarakat dari nelayan tangkap ke nelayan budidaya. "Memang keberhasilan membutuhkan proses, perlu waktu untuk belajar. Namun, saat ini 180 nelayan telah menjadi pembudidaya," paparnya.

Sementara itu, wahyu Hidayat, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kepulauan Seribu berpendapat musrenbang yang dihadiri delegasi musrenbang kecamatan, delegasi forum SKPD, dan LSM ini dinilai belum bisa mewakili keinginan masyarakat Kepulauan Seribu secara keseluruhan. "Rencana kerja yang digalang masih berbanding 70-30 persen untuk kepentingan infrastruktur sementara pembinaan SDM masih belum menjadi prioritas," ungkap Wahyu.

Menurut dia, sejatinya ada sejumlah program pembangunan yang jauh lebih strategis dari hasil musrenbang sekarang. Misalnya, dia menyebutkan, program peningkatan transportasi laut dan parawisata yang saat ini telah menurun drastis menjadi target utama. "Kita lihat sendiri, transportasi laut kita masih belum optimal, padahal kita telah memiliki fasilitas yang mendukung. Begitupun dengan program parawisata yang saat ini belum memiliki kerangka jelas dan tak kalah pentingnya adalah pengoprasionalan RSUD yang kini tampak seperti gedung tak berguna" paparnya.

Reporter : Yudi Nugroho

Rabu, April 22

Nasib Tenaga Honor di Kepulauan Seribu Makin Terpuruk

Malang nian nasib tenaga honor Sudin Kesehatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Meski telah tahunan kerja, status mereka tak pernah beranjak ke tingkat yang lebih baik. Kini nasib mereka malah semakin terpuruk, karena tunjangan honor dari kabupaten telah dihapus.

"Kini kami hanya mendapat honor dari Puskesmas, sementara yang dari kabupaten tidak lagi," ungkap Sri Wahyuningsih (27) tenaga honor Puseksmas Pulau Panggang, Selasa (21/4). Dikatakan dia, sebelumnya dia menerima honor hingga Rp 1,2 juta per bulan, tapi saat ini hanya Rp 500 ribu per bulan.

Sri yang telah mengabdi hampir lima tahun ini menuturkan, status dirinya tidak pernah jelas. Padahal tiap tahun dia beserta rekan lainnya kerap ikut penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS). Namun, jangankan untuk menjadi PNS, naik ke tingkat pegawai tidak tetap (PTT) pun tak kunjung jadi.

"Aneh, tiap tahun mengajukan kontrak dan ikut penerimaan CPNS nama kami tak pernah terdaftar di Badan Kepagawaian daerah (BKD). Kami minta kejelasan dari Sudin Kesehatan hanya dapat jawaban tidak tahu," katanya.

Ibu dua anak ini berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) mau peduli dengan permasalahan ini. Dia curiga, orang-orang sudin tidak becus dalam meperjuangkan tenaga honor di Kepulauan Seribu. "Sampai kapan kami harus mengabdi padahal setatus kami tidak jelas," sesalnya.

Sebenarnya, nasib sejenis bukan hanya dialami oleh tenaga medis. Tenaga honor pendidikan dan sejumlah instansi lainnya pun demikian. Namun hingga kini tidak ada upaya dari Pemkab Kepuluan Seribu mau memperdulikan.

"Itu cerita lama, kami pun bernasib demikian. Daripada tidak ada kejelasan status lebih baik kami mengundurkan diri," tutur Henriyanto mantan tenaga honor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelabuhan Laut Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Dia menyesalkan kebijakan pembuatan dan perpanjangan surat pas kecil kapal yang saat ini diterbitkan oleh UPT Pelabuhan Laut dengan regristasi Dinas Perhubungan. Sehingga pemilik kapal menemui kesulitan. "Prosudernya terlalu bertele-tele, sehingga pemilik kapal masalah mengurus surat tersebut," kata Hendri yang telah tiga tahun menjadi tenaga honor ini.

Reporter : Ahmad Buang

Senin, April 20

Sate Gepuk dari Kepulauan Seribu I

Menyebut nama sate maka kita akan membayangkan potongan daging yang ditusuk bambu dan dibakar, lalu diberi bumbu kecap atau bumbu kacang. Tapi sate satu ini lain dan berbeda baik rasa maupun cara menghidangkannya. Sate satu ini makanan khas dari Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Karena daerah Kepulauan Seribu merupakan daerah pesisir maka satenya pun terbuat dengan bahan dasar yang berasal dari laut. Gabungan daging segar ikan tongkol dengan parutan kelapa bakar serta diramaikan dengan sejumlah bumbu dapur sehingga rasanya dapat menggoyang lidah penikmatnya.

Masyarakat Kepulauan Seribu kerap menyebut makanan yang dapat dijadikan lauk pendamping nasi ini dengan nama sate gepuk atau sate odol. Nama sate gepuk diambil dari cara membuatnya yakni di tumbuk atau dalam bahasa setempat digepuk. Sedangkan sebutan sate odol karena sebelum di bakar bahan mentah sate ini berbentuk seperti odol. Soal apapun namanya, sate ini merupakan salah satu makanan khas dan sering dijumpai di Kepulauan Seribu terutama di Kelurahan Pulau Panggang, Kep Seribu Utara.

Proses pembuatan makanan yang terbungkus daun pisang dan terlebih dahulu dibakar ini relatif mudah dan lumayan cepat serta murah yakni hanya dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Bahan baku satu kilo gram ikan tongkol bisa dijadikan 3 sampai 5 bungkus sate yang biasa dijual seharga Rp 2.000. ”Saat ini sate gepuk biasanya dibuat untuk dijual karena warga disini sangat menggemari”, tutur Sukyati salah seorang warga pembuat sate gepuk di Pulau Panggang.

Karena itulah, Sukyati mengambil peluang ekonomi dari kesukaan warga dengan sate ini. Malah kebelakangan ini, dia mulai memproduksi sate gepuk dengan jumlah banyak dan dijual kepada warga lainnya. Kian waktu berjalan, sate gepuk telah menjadi lauk favorit dan dicari keberadaanya, bahkan tak jarang pengunjung wisata di Pulau Pramuka juga kesemsem dengan aroma dan rasa sate ini. "Pernah pengunjung Pulau Pramuka dari Jakarta Darat pesan banyak kepada saya untuk ole-ole," ungkap wanita tengah baya yang telah menggeluti pembuatan sate ini sejak 1986 ini.

to be continue...

80 Siswa SMKN 61 Ikuti UN 2009

Sebanyak 80 siswa SMKN 61 Pulau Tidung, Kepulauan Seribu mengikuti Ujian Nasional (UN), Senin (20/4). UN dimulai pada pukul 07.30 ini di ikuti oleh dua jurusan yakni, Akutasi Perkantoran dan Akutansi.

Kepala SMKN 61 Pulau Tidung, Dedi Supardi mengatakan, meski di tahun ini nilai kelulusan meningkat menjadi 5,5 dari 4,25 di tahun 2008 lalu, pihak sekolah telah membekali siswa dengan bimbingan belajar (Bimbel) dan Tray Out.

Dengan itu, Dedi menyakini tahun ini bisa mempertahankan kelulusan seperti tahun lalu yakni mampu lulus 100 persen. "Sejak 2 bulan sebelum UA, siswa telah diberikan Bimbel. Kami berharap siswa mampu menghadapi soal-soal UN," ungkap Dedi Supardi, Kepala SMKN 61.

Menurut Dedi, UN berlangsung mulai 20 hingga 22 April 2009. Pelajaran yang di ujikan antara lain Bahasa Indonesai, Bahasa Inggris, Matematika dan ujian Kompetensi. Sealama UN berlangsung, diawasi oleh tim pengawas independen dari Universitas Jaya Baya dan Dinas Pendidikan Kepulauan Seribu.

"Biaya UN kami gratiskan, terkecuali biaya seperti Tray Out dan Bimbel di luar jam seklolah yang diadakan oleh pihak SMKN 61. Biasanya setiap siswa dikenakan biaya Rp.500 ribu per- anak," ungkap Kepala Sekolah.

Munawaroh (18) siswa SMKN 61 Jurusan Akutansi mengaku gugup bercampur takut saat mengikuti UN di hari pertama. "Meski kami dibekali dengan Bimbel dan tray out, Kami tetap menemui kesulitan mengerjakan 50 soal pelajaran UN hari pertama," tuturnya.

Untuk menjaga keamanan soal UN, SMKN 61 dan SMUN 69 dibantu Kepolisian dan Balai Pustaka mengawal soal-soal UN. Soal UN tiba di Kepulauan Seribu, Minggu, (19/4) berangkat dari marina Ancol jam 06.00 Wib dan tiba di masing-masing sekolah jam.

Reporter : Zaini Mifta

SKPD Kep Seribu Ikuti Sosialisasi ZIS

Sedikitnya 100 orang satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (Pemkab Kep Seribu) ikuti acara soialisasi intruksi Gubernur No 34 Tentang optimalisasi pengumpulan zakat profesi dan amal sosial, Senin (20/04).

Bupati Kepulauan Seribu, Abdul Rachman Andit mengatakan, dengan sosialisai ini SKPD
dan para Kepala Sekolah di Kepulauan Seribu diharapkan dapat memahami dan mengetahui tentang peraturan gubernur.

"ZIS penting untuk membantu sesama," ungkap Bupati saat membuka acara yang dilaksanakan di ruang Pola Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Utara.

Acara yang diadakan oleh Badab Amal, Zakat, Infak, dan Sadakah (BAZIS) Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu ini diharapkan dapat mengoptimalkan amal zakat propesi dan amal sosial di Kepulauan Seribu.

Turut hadir dalam acara tersebut Sekertaris Kabupaten (Sekab), Krisdianto, Asisten Pelayanan Masyarakat (Aspelmas), Yusuf Riyanto, dan Plh Bazis Kepulauan Seribu, Patmawati Samad.

Reporter : Yudi Nugroho

Demokrat Unggul di Kepulauan Seribu

Tabulasi perolehan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepulauan Seribu pada pemilu legislatif 9 April 2009 lalu telah memasuki babak final. Berdasarkan tabulasi akhir Partai Demokrat memperoleh terbanyak yakni 1.911 suara.

Partai Golkar memperoleh 1.696 suara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1.551 suara, Partai Patriot 1.019 suara, Partai Amanat Nasional (PAN) 536 suara, Partai Gerindra 514 Suara, Partai Hanura 322 suara, Partai Kebakitan Bangsa (PKB) 233 suara dan Partai Damai Suara (PDS) 226 suara.

Di Kepulauan Seribu sendiri terdapat 18.082 daftar pemilih tetap (DPT) dengan 50 tempat pemilihan suara (TPS) di 19 titik wilayah yakni di Kepulauan Seribu Selatan dan utara.

”Proses pemilihan hingga penghitungan kondisi lancar dan kondusif. Semua warga yang mempunyai hak pilih menyalurkan hak pilihnya,” ungkap M Sidik, Ketua KPU Kepulauan Seribu.

Reporter : Zaini Mifta

Sabtu, April 18

Ceceran Tarbal Kembali Cemari Perairan Kepulauan Seribu

Belum genap satu tahun, perairan Kepulauan Seribu kembali tercemar. Ceceran tarbal berwarna hitam pekat terlihat mengapung di sekitar perairan Pulau Gusung Sekati hingga Pulau Karang Beras, Kelurahan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu Utara. Bahkan, ceceran minyak mentah itu telah mengotori pantai Pulau Gusung Sekati dan sedikitnya 15 karung berukuran 25 kilgram telah dibersihkan oleh pekerja pulau tersebut.

Haki (50) Pekerja Pulau Gusung Sekati mengatakan, untuk pertama kali dia melihat ceceran tarbal mengotori pantai pada, Sabtu (18/4) pagi. Lalu, bersama pekerja lainnnya dia membersihkan ceceran tarbal yang terdampar di pinggir pantai sementara yang berada diatas karang belum bisa dibersihkan. "Kami sudah mengumpulkan 15 karung tarbal, itu pun hanya yang terdampar dipinggir pantai," ungkap Haki.

Menurut dia, karena air sedang surut ceceran minyak mentah berwarnah hitam pekat masih banyak yang menyangkut di karang di sekitar perairan dangkal pulau tempatnya bekerja. "Kami belum bisa membersihkan tarbal yang berada di karang karena terlalu banyak. Mungkin kami mebiarkan sampai air pasang dan tarbal itu terbawa arus," tuturnya.

Mursid (60) seorang nelayan warga RT 06/03 Kelurahan Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan memberi kesaksian bahwa di melihat ceceran tarabal mengapung di sekitar perairan Pulau Karas Beras hingga Pulau Gusung Sekati. Dia memperkiarakan panjang pencemaran itu hingga berradius 2 mil arah barat dari Pulau Gusung Sekati. "Perairan itu dipenuhi pek, yang mengapung terbawa arus dari Pulau Gusung Sekati," ungkapnya.

Menurut Mursid, di perairan yang terdapat pencemaran dikelilingi sejumlah pulau, misalnya Pulau Gusung Sekati, Pulau Air, dan Pulau Karang Beras di sebelah utara (Kepulauan Seribu Utara) dan Sebelah selatan (Kepulauan Seribu Selatan) terdapat Pulau Payung Kecil, Pulau Tidung Kecil, dan Pulau Tidung Besar. "Arah arus laut bergerak dari timur ke barat sehingga ceceran tarbal bisa mencemari pantai Pulau Tidung Besar yang banyak terdapat budidaya rumput laut," paparnya.

Sementara itu, Abdul Rachman Andit, Bupati Kepulauan Seribu bereaksi keras atas terjadi pencemaran tersebut. Dia segera meminta Kantor Pengelolahan Lingkungan Hidup (KPLH) Kepulauan Seribu untuk segera melakukan penyelidikan. Bupati menduga pencemaran yang mengotori kali ini serupa dengan pencemaran yang terjadi pada November tahun lalu. "Saya telah perintahkan KPLH segera menuju lokasi dan melakukan penyelidikan," kata Rachman.

Dikatakan dia, arah arus bergerak dari timur yang terdapat jalur lintas kapal internasional dan kilang minyak Balongan, Indramayu, Jawa Barat. "Itu masih dugaan, kita akan intensifkan penyelidikan karena pencemaran yang kerap terjadi mengancam kelanjutan tumbuh kembang ekosistem laut dan kelangsungan hidup tanaman mangrove di Kepulauan Seribu. Apalagi, kami sedang giat mempromosikan wisata bahari," tandas Rachaman.

Reporter : Yudi Nugroho/Zaini Mifta

Perolehan Suara Anggota DPD DKI Jakarta, AM Fatwa Unggul di Kepulauan Seribu

Perolehan suara calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DKI Jakarta untuk pemilihan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, AM Fatwa jauh mengungguli calon lainnya.

Hasil tabulasi suara KPUD Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu. Calon anggota DPD bernomor urut 5 ini memperoleh 1.667 suara. Sementara pesaing terdekatnya yakni Dani Anwar, mantan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada lalu ini memperoleh 1.082 suara.

Selanjutnya, urutan ke tiga diduduki oleh Djan Farid dengan 761 suara, menyusul calon anggota DPD bernomor urut 1, Abdul Razak dengan 423 suara.
Dan yang bertengger di urutan ke lima dalam perolehan suara yaitu, Beim Benyamin. Putra dari Budayawan Betawi Benyamin Suaeb ini memperoleh 382 suara.

Anggota KPUD Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Bidang Tabulasi Suara, Syukur Saiman mengatakan, hasil akhir dari perolehan suara pada pemilu legislatif 9 april lalu untuk anggota DPD di Kepulauan Seribu dimenangi oleh AM Fatwa.

"Rasio suara AM Fatwa cukup signifikan di banding calon DPD lainnya," kata Syukur. Dikatakan dia, dari 18.082 daftar pemilih tetap (DPT) di Kepulauan Seribu hasil tabulasi perolehan suara DPD sudah disahkan dalam rapat pleno dan akan diserahkan ke KPUD DKI Jakarta.

Reporter :Zaini Mifta

Rabu, April 15

News : Nelayan Keluhkan Pembuatan Dermaga di Kep Seribu

Sejumlah nelayan Kelurahan Pulau Panggang, Kep Seribu Utara, Kep Seribu mengeluhkan hasil pembuatan dermaga sandar. Pasalnya nelayan menilai pembuatan dermaga yang menggunakan APBD senilai ratusan juta rupiah itu belum selesai tapi sudah ditinggalkan oleh pemborongnya.

Zaenudin (27) salah seorang nelayan mengatakan, pembuatan dermaga sandar di Pulau Panggang belum selsai tapi pemborong proyek itu meninggalkan. Ketidakberesan pembuatan dermaga itu tampak pada sisi sandar dermaga yang tak dipasangi bantalan. "Kalau tidak ada karet bantalan sandar, kapal kami akan cepat rusak berbenturan dengan badan dermaga," ungkap Zaenudin, Rabu (14/4).

Menurut dia, pembuatan dermaga itu merupakan salah satu proyek Sudin Perhubungan Kep Seribu. "Banyak proyek Sudin Perhubungan yang tidak benar, belum selesai sudah ditinggalkan. Sepertinya pembuatan dermaga itu semaunya saja," kesal Zaenudin.

Permasalahan kitakberesan pembuatan dermaga juga terjadi di Kelurahan Pulau Untung Jawa. Parahnya, pemborong proyek itu satu perusahaan yang sama. Bupati Kep Seribu sempat meradang saat meninjau dermaga yang berada di Pulau Untung Jawa beberapa waktu lalu. Dia mengultimatum agar pemborong segera memperbaiki pekerjaan dermaga.

"Kalau pemborong bekerjanya seperti ini, mau dibawa kemana pembangunan di Kep Seribu," tegas Rachman sambil meminta Sudin Perhubungan mengkaji ulang status perusahaan yang memenangi proyek tersebut.

Kondisi pembuatan dermaga di Pulau Untung Jawa pantas membuat Bupati naik pitam. Pasalnya, matrial dermaga disinyalir tidak sesuai dengan bistek, misalnya tiang dermaga yang seharunya menggunakan kayu jati diganti dengan batang pohon kelapa. Bahkan, karena rapuhnya dermaga tersebut, tiang terpaksa disangga dengan kayu lain.

"Saya tidak mau tahu, tiang penyangga itu segera di buka," kata Bupati.

Reporter : Yudi Nugroho

Focus : Musim-musim di Kepulauan Seribu III

Musim Ikan Baronang
IKan Baronang meruapakan salah satu ikan laut yang berharga mahal. Ikan ini banyak dijumpai pada bulan Februari-Maret dan November-Desember. Karena musim ikan ini terjadi dua kali setiap tahun, masyarakat setempat menganggap ini merupakan berkah tersendiri dari pencipta.

Musim Ikan Kerapu, Ekor Kuning, dan Cumi-cumi
Ketiga jenis ini terdapat di perairan Kepulauan Seribu sepanjang tahun. Tidak mengenal musim apapun, bagi nelayan ketiga jenis ikan ini banyak dijumpai meski volumenya tidak sebesar dahulu.

Musim Ikan Cucut
Ikan ini banyak dijumpai pada bulan Mei hingga Juli. Pada umumnya nelayan berlomba-lomba untuk menangkap jenis ikan ini karena harga cucut muda sangat mahal. Cucut muda biasanya dimanfaatkan para penggemar atau kolektor ikan menjadi ikan hias di aquariumnya.

Musim Teripang dan Udang Pengko
Dalam setahun dua kali musim teripang yaitu bulan Maret-April dan Oktober-November. Jenis teripang merupakan barang komoditi yang sudah langka. Pada saat bersamaan, nelayan juga memanfaatkannya untuk mencari udang pengko sejenis udang yang hidup didasar perairan dangkal sekitar pulau-pulau. Udang ini bersarang dengan menggali lobang di lamun-lamun dan karang yang berpasir, cara menangkap udang ini masyarakat menyebutnya dengan memengko maka udang ini diberi nama udang pengko, udang ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan cukup digemari.

the and

Focus : Musim-musim di Kepulauan Seribu II

Musim Kemarau
Musim ini terjadi mulai pertengahan Mei sampai bulan September. Musim ini ditandai dengan panas yang menyengat di atas rata-rata. Seperti kemarau di daratan, musim kemarau di Pulau Seribu membuat warga kesulitan mencari sumber air bersih.

Musim Pancaroba
Musim ini merupakan peralihan dari musim kemarau kemusim penghujan. Musim ini terjadi selama satu bulan di antara akhir musim kemarau dan awal penghujan yaitu bulan oktober. Masyarakat mengenal musim ini sebagai musim musim penyakit. Karena pada masa peralihan ini, tak sedikit masyarakat terserang penyakit pusing-pusing (sakit kepala), influenza, dan gatal-gatal pada kulit.

Musim Penghujan
Musim ini biasanya terjadi pada bulan November-April yang diikuti dengan curah hujan tinggi mulai bulan Februari sampai April. Musim penghujan untuk masyarakat Kepulauan Seribu merupakan salah satu musim yang paling diharapkan kedatangannya, karena sebagian warga yang dikelilingi lautan ini bisa mendapatkan sumber air bersih untuk keperluan minum dan masak dari penampungan air hujan yang dimiliki hampir seluruh warga.

Pengaruh Musim Terhadap Potensi Laut
Disamping musim angin yang telah disebutkan, beberapa nelayan mempunyai perhitungan sendiri untuk mendapatkan hasil laut yang sesuai dengan keinginannya. Potensi laut yang umumnya dimanfaatkan para nelayan adalah ikan dan sebagian kecil biota laut yang memiliki nilai ekonomi.

Namun, semenjak awal tahun 90-an potensi ikan di perairan Kepulauan Seribu sudah berkurang, hal itu disebabkan oleh peralihan metode penangkapan ikan. Dewasa ini, perkembangan teknologi alat tangkap merupakan biang keladi berkurangnya jumlah ikan, penangkapan ikan besar-besaran oleh nelayan lokal mapun nelayan dari luar Kepulauan Seribu sangat berdampak pada peningkatan jumlah ikan, apalagi penggunaan alat tangkap yang merusak ekosistem laut sempat ramai akhir tahun 80-an. Berikut musim ikan yang biasanya terjadi di Kepulauan Seribu.

Musim Ikan Tongkol
Ikan tongkol merupakan jenis pelagis yang melakukan migrasi melintasi perairan laut jawa. Musim migrasi terjadi pada bulan Oktober hingga April. Pada masa ini nelayan panen ikan tongkol dalam jumlah besar. Sayangnya, melimpahnya jumlah ikan tongkol pada musim ini mengakibatkan harga menjadi turun, ditambah pembeli yang terbatas.

Musim Ikan Tenggiri
Ikan ini juga merupakan jenis pelagis yang menjadi primadona nelayan karena harga jual yang tinggi. Ikan ini banyak dijumpai diperairan Kepulauan Seribu pada bulan-bulan November dan Desember.

to be continue...

Focus : Musim-musim di Kepulauan Seribu I

Kepulauan Seribu merupakan salah satu wilayah di Jakarta yang memiliki kekayaan dan aneka ragam hayati laut. Makanya, bagi yang hobi memancing, sudah tak asing lagi dengan Kepulauan Seribu yang kaya akan berbagai jenis ikannya. Sayangnya, tak semua keanekaragaman hayati tersebut dapat ditemui dalam waktu bersamaan. Ada saat-saat tertentu dimana beberapa jenis ikan akan muncul.

Kemunculan ikan-ikan ini dipengaruhi faktor angin yang biasa berhembus di laut. Berdasarkan perhitungan para nelayan, ada beberapa musim angin yang bagus untuk melaut dan ada beberapa musim yang baiknya tidak melaut. Informasi ini, diharapkan bisa menjadi referensi bagi para pemancing sebelum bertolak ke Kepulauan Seribu.

Musim Daya Laut
Merupakan musim yang baik untuk memancing atau bagi nelayan baik untuk melaut. Karena pada musim daya laut yang terjadi sekitar Oktober-November, kondisi alam cukup bersahabat. Tiupan angin yang tidak begitu kencang dengan ombak yang tenang sangat cocok untuk mencari ikan di laut. Pada musim ini, biasanya sejumlah ikan seperti Ikan Manyang, Kembung, Selar, Teri, dan Tongkol sangat mudah ditemui.

Musim Barat Daya
Biasanya pada musim ini, angin bertiup dari arah barat daya ke arah timur laut melewati pulau-pulau dengan kecepatan yang sangat kencang (badai), warga setempat menyebutnya dengan istilah angin barat daya. Kondisi ini tentu diperparah dengan ombak laut yang cukup ganas serta badai angin. Musim ini biasanya terjadi sekitar awal tahun baru, yaitu bulan November-Januari.

Nelayan setempat, meyebut musim ini sebagai musim "paceklik" karena banyak nelayan yang tidak berani melaut. Pada musim ini, nyaris seluruh perairan seperti tidak ada ikannya. Untuk itu, jika memaksa memancing pada musim ini siap-siap saja gigit jari.

Musim Timur
Pada musim ini biasanya terjadi mulai Juni-Agustus. Musim timur, biasanya angin bertiup kencang mulai pagi hingga malam hari dengan iringan badai dan gelombang laut yang besar. Pada musim ini, ketinggian gelombang bisa mencapai 1-2 meter. Karena gelombang tinggi, beberapa nelayan menjalankan aktifitasnya pada malam hari dnegan alat pancing.

Biasanya, aktifitas ini disebut "ngambur" karena saat menangkap ikan menggunakan alat penerang berupa obor. Saat memancing, para nelayan hanya bisa mendapatkan beberapa jenis ikan seperti Ikan Tambak, Jerapa, Kakap Putih, dan beberapa jenis ikan yang hidup diantara batu karang.

Musim Tenggara
Musim ini merupakan musim yang paling dibenci para warga Kepulauan Seribu, karena saat ini biasanya beberapa perairan dipenuhi beragam sampai dari daratan. Tak heran, masyarakat setempat menyebut musim tenggara dengan musim sampah. Mengikuti arah angin tenggara, beberapa sampah mulai sampah rumah tangga hingga limbah pabrik memenuhi pesisir dari daratan Jakarta dan Tangerang.Musim ini terjadi sepanjang bulan Mei.

to be continue...

Selasa, April 14

News : Pejabat Kabupaten Kota Baru Kunjungi Pulau Seribu

Sebanyak 20 pejabat Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan
mengunjungi Kepulauan Seribu Selasa (14/4). Rombongan pejabat itu
tiba di dermaga Pulau Pramuka sekitar pukul 08.30. Mereka disambut langsung oleh Bupati Kepulauan Seribu, Abdul Rachman Andit yang didampingi pejabat teras kabupaten.

Acara pertemuan berlangsung di Ruang Pola Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pertemuan yang cukup ramah tersebut membahas mengenai budidaya perikanan dan penanaman mangrove.

"Mereka ingin melihat dan belajar mengenai cara budidaya ikan (sea farming) dan cara penanaman Mangrove," ungkap Abdul Rachman Andit, Bupati Kepulauan Seribu .

Menurut bupati, Pejabat dari Kabupaten Kota Baru menilai Kepulauan Seribu berhasil dalam merubah pola dari nelayan tangkap menjadi budidaya ikan (seafarming) dan penanaman mangrove.

Usai berdialog, para rombongan meninjau lokasi penanaman Mangrove di Pulau Pramuka dan pembudidayaan Ikan (seafarming) di Pulau Semak Daun.

"Saya ingin tahu tentang Kepulauan Seribu, sekaligus belajar
cara budidaya ikan," kata Hendriyanto, Asisten Perekonomian Kabupaten Kota Baru. Dia juga mengatakan, letak geografis wilayah Kota Baru sama dengan wilayah Kepulauan Seribu sehingga permasalahan yang dihadapi hampir sama.

Reporter : Yudi Nugroho

Backpacker : Pesona Taman Laut Pulau Seribu III

Fasilitas, aktifitas maupun keindahan laut yang tersedia memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi turis untuk mengunjungi Pulau Seribu. Namun dari semuanya itu, keramah-tamahan dari pengelola resort selaku tuan rumah juga menjadi dasar pertimbangan turis untuk mengunjungi lokasi wisata. Seperti turis asal Taiwan ini, Lie Hwa.

Datang bersama dengan dua temannya asal Indonesia yang menuntut ilmu di negaranya, Lie Hwa mengaku kunjungan kali ini merupakan kedua kalinya. “Saya sangat senang dengan pelayanan dan keramah-tamahan staf resort ini. Yang pasti tidak kalah dengan pelayanan di resort-resort yang ada di Bali. Saya suka itu,” ungkap Lie Hwa dalam bahasa Inggris yang terbata-bata.

Untuk saat ini, wisata bahari di Kepulauan Seribu lebih banyak dinikmati oleh turis mancanegara, khususnya Asia. Kurangnya promosi mungkin bisa dikatakan alasan yang paling tepat mengapa turis lokal jarang menghabiskan liburannya di Kepulauan Seribu. Selain itu, pencemaran di sejumlah pulau-pulau yang dekat dengan Jakarta, membuat keindahan taman laut semakin rusak dan tidak terjaga lagi.

Terumbu-terumbu karang yang indah diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab untuk dijual dengan harga tinggi di kota-kota besar menjadi faktor utama rusaknya keindahan laut di Teluk Jakarta ini. Coba perhatikan di sejumlah pusat perbelanjaan di ibukota belakangan ini, anda akan dengan mudah menemui sejumlah counter yang menjual aquarium yang dihiasi dengan terumbu karang dan ikan-ikan laut.

Pembangunan resort dan ramainya turis yang mengunjungi resort tersebut juga menjadi alasan lain rusaknya terumbu-terumbu karang. Apapun alasannya dan tanpa menyalahkan siapapun, kita semuanya mestinya menjaga dan memelihara kekayaan laut. Kepedulian akan lingkungan dan kelangsungan hidup biota laut, serta unsur saling memiliki sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam semesta ini.

the and

Backpacker : Pesona Taman Laut Pulau Seribu II

Di kawasan perairan Teluk Jakarta, akomodasi pariwisata berupa hotel dan cottage dapat mudah ditemui di pulau-pulau yang diperuntukkan bagi kegiatan wisata bahari, seperti Pulau Alam Kotok, Anyer, Bidadari, Bira Besar, Pantara, Matahari, Putri dan Sepa.

Kemudahan akses dari Jakarta melalui Pantai Marina Ancol ke Kepulauan Seribu, membuat industri wisata bahari di kepulauan tersebut meningkat cukup pesat. Dengan jarak waktu tempuh dari setengah hingga tiga jam menggunakan speed boat, kita dapat menikmati indahnya pemandangan laut di Teluk Jakarta ini.

Namun dalam tiga bulan terakhir ini sejak bencana tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), wisata bahari di Kepulauan Seribu juga terimbas dengan bencana dahsyat tersebut. Penurunan jumlah pengunjung yang cukup signifikan diakui oleh salah seorang pemandu wisata di sebuah resort di Kepulauan Seribu.

Sepinya pengunjung dirasakan terutama di hari-hari biasa, sedangkan menjelang liburan weekend, tingkat kunjungan turis ke Kepulauan Seribu secara perlahan-lahan mulai meningkat. Baru-baru ini, saat melakukan perjalanan ke sebuah Pulau Seribu yang lokasinya paling jauh dari Jakarta, terlihat lebih banyak turis mancanegara yang menghabiskan liburan akhir pekannya di salah satu resort di ujung Teluk Jakarta ini.

Misalnya Mrs Joo Hjun Heo, warga Korea Selatan yang bekerja di wilayah industri Cikarang ini mengaku berliburan bersama isteri dan dua anak mereka. Saat ditanya mengapa memilih menghabiskan weekend-nya di Pulau Seribu, Joo dengan singkat mengatakan keindahan yang ditawarkan dari pulau tersebut. Jernihnya air laut dan ikan-ikan yang berkeliaran di permukaan air menjadi daya tarik sendiri yang dapat ditemui di Pulau Seribu.

Belum lagi sejumlah aktifitas wisata bahari seperti diving, jet ski, canoeing, snorkelling dan pemancingan yang bisa ditawarkan pengelola resort Kepulauan Seribu. “Tapi dari semua itu, yang membuat kami datang ke Kepulauan Seribu adalah anak-anak kami bisa menikmati liburannya, terutama memiliki kesempatan memberikan makan ikan-ikan yang berkeliaran di permukaan air laut,” ujar Joo.

to be continue...

Backpacker : Pesona Taman Laut Pulau Seribu I

Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan salah satu perwakilan kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia yang terletak kurang lebih 45 km sebelah Utara Jakarta. Kawasan wisata bahari tersebut kini sedang dibayangi pencemaran pulau dan sepinya pengunjung akibat bencana alam yang menimpa Indonesia akhir-akhir ini.

Wilayah Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan memiliki daerah wisata berupa taman laut yang kaya dengan keanekaragaman biota laut. Beberapa taman laut itu adalah Kepulauan Seribu, Taman Laut Bunaken, Karimunjawa, Taman Laut Wakatobi, Takabonerate, dan Cenderawasih. Wisata taman laut itu menjadi salah satu tempat favorit diving.

Namun akibat gempa bumi dan tsunami 26 Desember 2004 lalu, prospek wisata taman laut di tanah air belum memberikan kabar gembira bagi para pelaku bisnis pariwisata, khususnya pemilik cottage atau resort. Karena kekhawatiran masih membayangi sejumlah turis baik lokal maupun mancanegara untuk berpergian ke sejumlah lokasi yang dekat dengan laut.

Sebut saja, Pulau Seribu yang terletak 45 km sebelah utara Jakarta ini mempunyai nilai konservasi yang tinggi karena keanekaragaman jenis dan ekosistemnya yang unik dan khas. Kepulaun Seribu mempunyai luas wilayah 1.180,80 ha (11,80 km2) dengan jumlah penduduk 15.600 jiwa, terdiri 105 pulau yang tersebar dalam 4 kelurahan.

Kondisi sumber daya alam di Pulau Seribu menyimpan potensi, terutama di sektor perikanan dan sektor pariwisata. Kegiatan wisata bahari telah dikembangkan di Kepulauan Seribu, seperti pemancingan, rekreasi laut dan pulau, sepeda air, diving (penyelaman), selancar angin dan snorkelling.

to be continue...



Senin, April 13

Fokus : Sampah, Penyebab Utama Pencemaran di Kepulauan Seribu II

Menurut catatan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini di kedua kawasan tersebut memikul beban polusi akibat banyaknya sampah dan limbah yang 90 persennya berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Menumpuknya sampah di kawasan ini diakibatkan oleh perilaku masyarakat di Jakarta dan sekitarnya yang dengan seenaknya membuang sampah ke sungai. Kesadaran masyarakat yang rendah ini mengakibatkan hampir seluruh sungai yang melintas di Jakarta menjadi semacam “tempat sampah”. Apabila kita melintas di pinggir sungai-sungai itu, kita akan menyaksikan bagaimana masyarakat dengan tanpa rasa bersalah membuang limbah rumah tangganya ke dalam sungai tersebut.

Bahkan dari data yang ada, setiap harinya terdapat tambahan rutin 27.966 meter kubik atau setara dengan 6.000 ton sampah di Jakarta. Berbagai jenis sampah ini berasal dari cakupan wilayah yang mencapai 650 kilometer persegi dengan tingkat kepadatan 11.244 jiwa per kilometer persegi, dengan rata-rata satu orang menghasilkan 2,97 liter sampah per hari.


Dari keseluruhan sampah itu, 90 persennya langsung dibuang di 13 aliran sungai yang bermuara di perairan Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu. Akibatnya, ke 13 sungai di Jakarta ini mengalami pencemaran yang parah dan sampah-sampah ini bermuara di kedua kawasan di atas.


Masalah sampah memang menjadi semacam “gunung es” yang sewaktu-waktu dapat meleleh. Pengelolaan sampah terpadu yang belum terealisasi dengan baik menjadi kendala utama penanganan sampah. Akibatnya, sampah menumpuk di mana-mana dan mengakibatkan polusi yang akhirnya mengganggu kesehatan masyarakat.


Menyikapi kondisi pencemaran yang semakin parah ini diperlukan adanya gerakan penyelamatan sebelum lingkungan ini hancur akibat kelakuan buruk para penghuninya ini. Gerakan bersih lingkungan yang selama ini sudah dirancang harus segera direalisasikan. Apalagi selama ini banyak gerakan lingkungan yang hanya berakhir manjadi sebuah “slogan tanpa aksi”.

the and

Sumber : matabumi.com

Fokus : Sampah, Penyebab Utama Pencemaran di Kepulauan Seribu I

Dalam sebuah Seminar Internasional bertajuk “Pengendalian Pencemaran Laut di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu”, terungkap bahwa setiap hari tidak kurang dari 14.000 meter kubik sampah masuk ke kedua wilayah perairan di serambi DKI Jakarta itu.

Akibatnya Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu kini mirip tempat pembuangan sampah. Sumber pencemar di kedua wilayah tersebut, selain berasal dari sampah juga akibat kegiatan pembuangan minyak dari perusahaan pengeboran minyak lepas pantai serta dari kapal-kapal tanker.

Pencemaran ini juga mengakibatkan terancamnya potensi pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu. Saat ini dampaknya juga sudah mulai dirasakan oleh masyarakat yakni terganggunya mata pencaharian lebih dari 22.000 warga Kepulauan Seribu yang selama ini menggantungkan hidupnya dari laut, mangrove, dan terumbu karang. Bahkan sejak tahun 2002 lalu, produksi ikan nelayan di kawasan ini menurun hingga 38 persen.

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pakar kelautan dari Institut Pertan
ian Bogor (IPB), pencemaran di kedua kawasan perairan itu didominasi polusi dan degradasi ekosistem. Polusi itu antara lain berupa silikat yang mencapai 52.156 ton, fosfat mencapai 6.741 ton, dan nitrogen mencapai 21.260 ton.

Tingginya tingkat pencemaran ini juga telah mengakibatkan terjadinya pengurangan kawasan mangrove dan terumbu karang di kedua perairan tersebut. Untuk wilayah perairan dengan jarak kurang dari 15 kilometer dari pantai, misalnya, terumbu karangnya hanya tersisa kurang dari 5 persen. Sedangkan untuk jarak 15-20 kilometer dari pantai tinggal 5-10 persen, dan pada jarak 20 kilometer tinggal 20-30 persen.


Berdasarkan data dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal), tingkat pencemaran di Teluk Jakarta hingga Kepulauan Seribu saat ini dalam kondisi sangat kronis. Setidaknya 83 persen dari 13 daerah anak sungai dan sembilan kawasan muara sungai kini masuk dalam kategori tercemar berat.

Akibat banyaknya sampah yang bermuara di Teluk Jakarta ini, kawasan perairan ini sudah ditetapkan ke dalam status eutrofik, atau dapat meledak sewaktu-waktu. Bentuk ledakan ini antara lain adalah munculnya berbagai macam penyakit, kematian massal biota laut, serta berbagai hal yang dapat mengancam dan berimbas langsung kepada masyarakat seperti banjir.

to be continue
...

Sumber : matabumi.com

News : Rumah Dinas Adwil Kep Seribu Nyaris Terbakar

Dibiarkan kosong saat libur panjang pekan lalu dan alat-alat elektronik masih tersambung aliran listrik. rumah warga RT 04/05 Kelurahan Pulau Panggang yang disewa Bagian Administrasi Wilaya (Adwil) Kabupaten Kep Seripu di Pulau Pramuka nyaris terbakar.

Beruntung api tak sempat membesar dan hanya menghanguskan sebuah lemari pendingin. "Saat salah seorang staf kabupaten masuk ke ruang dapur ditemukan kulkas hangus dan dinding pada hitam," kata Gaffar (52) tetangga rumah tersebut, Senin (13/4).


Menurut dia, lampu pulau pramuka sejak dua pekan ini tengah digilir. Mungkin, karena lupa menyabut sambungan lemari pendingin terjadi koslet. "Untungnya tidak sampai merambat ke perumahaan lain," ujaranya.


Sementara itu, Beni Nusantara, Kasi Komunikasi dan Informatika Sudin Infokom Kepulauan Seribu mengatakan, terbakarnya lemari pendingin itu karena aliran listrik di Pulau Pramuka tidak stabil. Apalagi, setelah penerangannya digilir, praktis kerentanan koslet tinggi.


"Mungkin aliran listrik yang turun naik sebabkan kosleting itu," kata Beni yang menempati rumah tersebut bila berada di Pulau Pramuka.

Reporter : Yudi Nugroho

Backpacker : Gubernur DKI Berlibur di Pulau Semak Daun

Bersama keluarga, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo menghabiskan akhir pekan ini, Minggu (12/4) dengan berlibur di Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu. Bang Foke sapaan akrab pria berkumis ini menikmati indahnya pemandangan bawah laut pulau tersebut dengan bersnorkling.

Beliau bertolak dari Pelabuhan Putri Duyung, Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) dengan menggunakan kapal speedboat sekitar pukul 14.00 siang. Menurut sumber dari TIJA, gubernur di dampingi Direktur Utama TIJA, Budi Karya dan sekitar pukul 16.00, Fauzi Bowo kembali ke Pelauhan Putri Duyung.

"Pak gubernur beserta keluarga snorkling di Pulau Semak Daun. Setelah itu, dia kembali ke Ancol," kata seorang sumber dari Marina TIJA.

Menurut dia lagi, keberadaan gubernur di pulau milik Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Ade Suryasupriatna itu hanya mengisi hari libur dan tidak mengunjungi pulau pemukiman seperti Kelurahan Pulau Panggang yang sekitar 12 kilo meter dari tempatnya berlibur.

Kliping : Kapal DKI Senilai Rp 8 Miliar Mangkrak

Delapan kapal penyeberangan Jakarta - Kepulauan Seribu milik Dinas Pehubungan DKI Jakarta mangkrak. Padahal Rp 8 miliar sudah digelontorkan dalam proyek ini.

Kapal yang sedianya melayani transportasi warga Jakarta dan Kepulauan Seribu itu diparkir di Pantai Marina, Ancol, Jakarta Utara sejak Desember 2007 hingga kini, Rabu 29 Oktober 2008.

Situs resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebut, belum beroperasinya kapal-kapal motor itu lantaran kapal dalam proses perbaikan. Lagipula, kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Tauchid, meski delapan kapal tidak beroperasi, masih ada 32 kapal yang melayani penyeberangan Jakarta-Kepulauan Seribu.

Tauchid berjanji akan segera membahas pengoperasian kembali delapan kapal itu dengan pejabat Kepulauan Seribu. Awal tahun 2009, ditargetkan delapan kapal sudah dapat beroperasi.

Delapan kapal itu terdiri dari dua kapal lumba-lumba dan enam kapal kerapu. Kapal kerapu memiliki daya angkut masing-masing 30 penumpang. Sedangkan, kapal lumba-lumba memiliki daya angkut 50 penumpang.

Ketua Komisi B DPRD DKI yang membidangi masalah transportasi, Aliman Aat, mempertanyakan alasan tak beroperasinya kapal-kapal itu. Jika alasannya adalah perbaikan kapal, kata Aliman, tidak masuk akal karena kapal itu mangkrak hampir setahun. "Lagipula kondisinya masih bagus," ujarnya.

Sementara itu, seorang pejabat Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang enggan disebut namanya mengatakan mangkraknya delapan kapal itu lantaran terhambat proses lelang.

Sumber : vivanews.com

Minggu, April 12

News : Rehabilitasi Karang Jadi Bisnis

Besarnya permintaan karang hias dipasar ekspor memunculkan tanda tanya besar terhadap program transplantasi karang. Pasalnya, pelaku transplantasi mampu memasok karang 100 pieces perhari.

Padahal, proses tumbuh karang diketahui membutuhkan waktu tidak sebentar yakni sedikitnya satu tahun tumbuh baru boleh dijual. Jadi, Transplantasi karang berat bisnis daripada program rehabilitasi..

Sueb (42) nelayan Pulau Pramuka mengemukakan aktivitas transplantasi karang yang tampak saat ini menimbulkan tanda tanya besar, karena para pelaku transplantasi itu mampu menggenjot hasil transplantasi seiring dengan naiknya permintaan.

"Pertumbuhan karang untuk siap dipetik membutuhkan waktu sedikit satu tahun. Ini tiap hari mereka mengirim hasil transplantasi ke pengumpul," ungkap Sueb kepada pulauseribunews, Minggu (12/4).

Bupati Kep Seribu, Abdul Rachman Andit mengatakan, program tranplantasi sejauh ini merupakan upaya rehabilitasi terhadap kerusakan terumbuh karang di peraiaran Kep Seribu.

Namun, dia mengaku kecewa bila program itu disalah gunakan menjdi lahan bisnis karena eksploitasi karang tanpa sesuai dengan aturan berdampak buruk terhadap pertumbuhan karang.

"Kita akan tinjau dan meminta kejelasan para pelaku transplantasi. Bila mereka keluar dari kesepakatan tentang upaya rehabilitasi karang, kita akan membekukan transpalantasi dalam waktu tertentu," kata Andit saat dihubungi.

Reporter : Yudi Nugroho

Backpacker : Butuh Keseriusan Kembangkan Wisata di Kepulauan Seribu

Berkisar tahun 1994 hingga 1997, Kepulauan Seribu pernah mengalami kejayaan dalam bidang pariwisata. Namun, setelah moneter menerpa Indonesia lalu tidak stabilnya keamanan dan politik. Dan bencana tsunami melanda Aceh praktis jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami terjun bebas.

Sepanjang tahun 2000 hingga 2009, jumlah wisatawan ke Kepulauan Seribu hanya berkisar 500 ribu orang. Jumlah ini mengalami penurunan karena pada tahun 1994 hingga 1997 saja, jumlah wisatawan mencapai 10 kali lipatnya.


Hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Antara lain, naiknya harga sewa penginapan, biaya transportasi dan lemahnya pemerintah setempat dalam promosi wisata. Selain itu, adanya pencemaran lingkungan yang terjadi hampir tiap tahun.


Agar kunjungan wisata kembali meningkat, pemerintah pusat berencana untuk mengembangkan pariwisata di kabupaten ini. Bahkan, dalam 10 tahun ke depan, pemerintah menargetkan wilayah ini menjadi tujuan wisata berskala internasional.


Dari 110 pulau di Kepulauan Seribu, terdapat 45 pulau yang berpotensi menjadi objek wisata internasional. Sayangnya, hingga kini baru 11 pulau yang telah dikelola untuk tujuan wisata. Di antaranya, Pulau Bidadari, Pulau Air, Pulau Kotak, Pulau Sepa, dan Pulau Putri.

Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kawasan wisata ini. Dimulai dengan pembangunan sarana dan prasarana, seperti transportasi, jaringan listrik, dan air minum. Dilakukan juga upaya mempertahankan kualitas lingkungan.


Dalam pelaksanaannya, tentu perlu kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah. Karena itu, pemerintah kabupaten (pemkab) Kepulauan Seribu juga akan membantu pengembangan kawasan tersebut. Salah satunya dengan membangun jaringan telepon, bandar udara, dermaga, serta kolam pelabuhan.

Sabtu, April 11

News : 45 Imigran Gelap Kembali Ditangkap

Setalah mengamankan Sebelas imigran gelap asal Afganistan, Sabtu (11/4) pagi. Malamnya, sekitar pukul 19.00 kembali 45 imigran gelap dari asal Negara Iran diamankan Polisi di sekitar perairan Kepulauan Seribu. Mereka juga ditangkap lantaran tidak satu pun memegang paspor dan dokumen imigrasi lainnya.

Warga negara asing tersebut tiba di Marina Taman Impian Jaya Ancol dengan penjagaan ketat setelah digiring saat tengah menujuh Pelabuhan Muara Angke dengan menggunakan KM Aqilah yang berlayar dari Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu.


"Kapal saya hanya disewa untuk mengantarkan mereka ke Muara Angke, setelah mereka diturunkan di Pulau Kelapa dari kapal sebelumnya. Jadi, saya tidak tahu banyak," Ungkap Agus (49) Nakhoda KM Aqilah.

Kepala Imigrasi Tanjung Priok, Teddy Sodiro mengatakan, modus transit di Pulau Kelapa bertujuan untuk mengelabui polisi. Namun, dengan mengorek keterangan dari sembilan WNA yang terlebih dahulu tertangkap 45 WNA lainnya berhasil diamankan juga.
"Semua WNA yang tertangkap sementara ditahan di Polda Metro Jaya untuk menunggu tindakan lebih lanjut," kata Teddy.

News : Sebelas Imigran Gelap Diamankan

Sebelas imigran gelap asal Afganistan, Sabtu (11/4) diamankan petugas Imigrasi Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka ditangkap lantaran tidak satu pun memegang paspor dan dokumen imigrasi lainnya. Penangkapan dilakukan di perairan Kepulauan Seribu.

Sebelas warga asing tersebut tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan KM Lambelu yang berlayar dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau menuju Tanjung Priok, Jakarta.


Data dari Kantor Imigrasi Tanjung Priok menyebutkan nama kesebelas warga pencari swaka itu yakni, Amiri Hamid, Karem Muhammad, Qulam Reza, Saswat, Husain, Zahir, Muhammad Ali, Muhammad Arif, Syedmoho, Jawad Ali, dan Abdullah semuanya tidak menguasai Bahasa Indonesia.

Karem Muhammad (43) salah seorang imigran mengaku bisa sampai ke Negara Indonesia dengan menggunakan berbagai angkutan seperti, bis dan kapal laut. "Kami ingin mencari kehidupan yang lebih tenang, karena di negara kami sedang perang," ungkapnya.


Kepala Imigrasi Tanjung Priok, Teddy Sodiro memperkirakan imigran gelap asal afganistan itu akan terus bertambah mengingat kondisi keamanan negara asal mereka tidak stabil. "Rencananya mereka akan dikirim ke tahanan tmigrasi, Senin nanti," tuturnya.

News : Usai Pemilu, Pulau Pramuka Dibanjiri Pengunjung

Usai pemilu legislatif, Pulau Pramuka, Kep Seribu Utara, Kep Seribu, Sabtu (11/4) dibanjiri sekitar 300 pengunjung wisata. Akibatanya, penginapan yang terdapat di pulau tersebut tak mampu menampung.

Karena itu, pengunjung terpaksa bermalam di tempat umum seperti, dermaga sandar, bangunan pemerintah, dan bahkan di teras tempa ibadah. "Kemarin tiga kapal ojek yang berangkat dengan muatan penumpang rata-rata diatas 80 orang. Tadi pagi pun demikan," ungkap Syarif, Petugas Pelabuhan Muara Angke.


Sabeni (29) Pegawai Vila de Lima, Pulau Pramuka mengatakan, 10 kamar vila telah terisi penuh, begitupun dengan sejumlah penginapan homestay milik warga setempat. "Meski sudah penuh, dalam hari ini masih banyak tamu yang ingin masuk," katanya.


Pulau Pramuka saat ini telah menjadi pulau wisata pemukiman andalan selain Pulau Untung Jawa di Kep Seribu. Objek wisata yang ditawarkan di pulau ini mampu menyedot minat kunjung wisatawan.

Lokasi diving dan snorkling,
wisata mancing, penangkaran penyu, dan wisata mangrove adalah objek wisata andalan yang terdapat di pulau yang juga pusat pemerintahan Kabupaten Adminstrasi Kep Seribu ini.

News : Sampah Kotori Laut Kepulauan Seribu

Sekitar 300 meter kubik per hari Teluk Jakarta mengirim sampah ke perairan Kepulaun Seribu. Tak tanggung-tanggung, sampah itu panjangnya sampai radius 50 kilo meter.

''Sampah kiriman Teluk Jakarta ada dimana-mana,'' ungkap Abdul Rachman Andit, Bupati Kepulauan Seribu, Sabtu (11/4).


Menurut Bupati, sampah saat ini telah sampai ke Pulau Pramuka yang jauhnya sekitar 50-60 kilo meter dari Teluk Jakarta. Sampah itu berasal dari kawasan Jabodetabek yang dibawa oleh 13 aliran sungai.

Pencemaran sampah di kawasan Pulau Seribu menyebabkan kerugian yang besar, baik dari segi ekonomi mupun lingkungan. Imbas yang terbesar adalah pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup nelayan Kepulauan Seribu.

Namun, kata Bupati, pihaknya belum menghitung berapa banyak kerugian yang diakibatkan karena pencemaran sampah tersebut. ''Pokoknya ada penurunan terhadap jumlah tangkapan ikan,'' katanya.

Focus : Transportasi Air di Kepulauan Seribu Perlu Pembenahan III

Menyiasati itu, pertengan tahun 2004 melalui Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kapal cepat KM Lumba-lumba 1 dan 2 dengan 60 tempat duduk di luncurkan. Dengan fasilitas jauh lebih baik dan tarif yang hampir sama dengan ojek, penumpang mulai berpindah. Sementara ojek hanya digunakan untuk kapal angkut barang dan pengiriman ikan nelayan.

Menyusul berhasilnya KM Lumba-lumba, tahun berikutnya Dinas Perhubungan menambah armada dengan mengoperasikan kapal cepat Kerapu 1 hingga 6 berkapasitas 24 penumpang. Keberadaan ojek semakin mengkhawatirkan, apalagi diiringi dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak menambah kesulitan pengusaha ojek. Penderitaan itu tak berlangsung lama, manajamen pengelolaan KM Lumba-lumba dan KM Kerapu bermasalah, sehingga pada awal 2006 ke delapan kapal cepat itu hanya bisa menghiasi dermaga sandar Marina Ancol.

Sementara itu, bak bangkit dari ketepurukan ojek mulai menjadi transportasi andalan. Saat ini aksebelitas ke Jakarta Daratan baik itu untuk warga dan pengunjung hanya mendapat pilihan satu kalau ingin menghemat uang. Walaupun ada kapal cepat seperti KM Sepa yang melani rute ke Pulau Seribu namun konsumennya tertentu saja. Mau tidak mau Pemkab Kepulauan Seribu mengakui dan mencoba memfasilitasi kebutuhan 34 ojek sebagai alat transportasi berstandar keamanan dan keselamatan. Mulai sistem tiket, penjadwalan, hingga bantuan bahan bakar digelontorkan, padahal beberapa waktu lalu masih ada anggapan ojek sebagai alat transportasi penumpang yang tidak "Manusiawi".

the and

Focus : Transportasi Air di Kepulauan Seribu Perlu Pembenahan II

Lambat laun, perhatian warga mulai berpindah kearah ojek karena dengan pertimbangan lebih cepat dan tempat sandar yang lebih memudahkan untuk membeli kebutuhan ojek mulai menjadi pilihan. Karena menurunnya tingkat penumpang PT ASDP mencoba memindahkan tujuan sandar dari Marina Jaya Ancol ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Sayangnya upaya itu tetap tidak membuahkan hasil bahkan penurunannya semakin drastis dan awal tahun 1999 pengoperasionalan KM Betok dihentikan PT ASDP, meski biaya operasional menggunakan Anggaran Pendapatan dan Pembelanjaan Negara (APBN) namun dinilai tidak berimbang antara pendapatan dan pengeluaran.

Tutupnya KM Betok menjadi berkah buat kapal-kapal ojek, sehingga beberapa pengusaha lokal mulai berlomba membuat kapal ojek dengan memberikan kelebihan diantaranya dengan kecepatan kapal, fasilitas penumpang, dan alat-alat keselamatan. Persaingan merebut penumpang pun tak terhindarkan, bahkan pengaturan harga tarif dan waktu keberangkatan menjadi rancu. Pada tahun 2000 saja tiap pulau pemukiman terdapat 5-7 kapal yang melayani rute yang sama dengan waktu hampir berbenturan.

Menghindari gesekan itu, akhirnya para pengusaha ojek sepakat membuat koperasi angkutan tradisional yang difasilitasi oleh Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara. Pada tahun 2001, status pemerintahan pemerintahan Pulau Seribu di rubah menjadi Kabupaten dan tidak lagi menjadi bagian dari Kota Administratif Jakarta Utara. Karena telah memiliki APBD sendiri, Kabupaten Kepulauan Seribu mulai membenahi transportasi sebagai urat nadi perekonomian warga. Apalagi, setelah dicanangkan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata bahari Jakarta sehingga menuntut pelayanan aksebelitas penumpang bukan hanya warga pulau saja namun banyak para wisatawan lokal yang berkunjung.

to be countinue ...

Pengikut

beritapulauseribu.com

beritapulauseribu.com
Website Berita & Wisata Kepulauan Seribu